Ekonomi Indonesia mengalami perubahan besar dari consumer driven menjadi investment driven. Maksudnya apa?
Ibarat satu keluarga sering anak-anaknya sekolah tinggi dibiayai dengan cara jual tanah sawah. Ini disebut consumer driven economy. Sebaliknya ada baby sitter bekerja di Singapore uangnya dibuat beli sawah. Ini disebut investment driven economy.
Selama sepuluh tahun lalu kita dibuat fatamorgana. Indonesia minim investasi. Di China ada 22.000 bendungan PLTA bahkan ada bendungan terbesar di dunia namanya Three gorges dam. Dari satu sungai Yang tze saja dihasilkan listrik setara untuk mencukupi kebutuhan negara Jepang.
Bagaimana kalau Indonesia tidak dimasuki investasi? Seperti di Rangkasbitung masih banyak desa belum teraliri listrik. Jarak 60 km dari Depok ada seorang guru SD yang mengajar di desa tertinggal. Tidak ada sinyal. Tidak ada listrik. Bagaimana mereka diharapkan bisa maju?
Di desa-desa banyak sawah tapi kurang angkutan kereta api sehingga infrastructure tidak menembus desa. Di sana jarang yang memiliki TV. Karena transportasi mahal, naik ojek pun bayar ratusan ribu. Oleh karena itu masyarakat petani dicekik tengkulak.
Beberapa desa membuang tomat karena panen tidak diimbangi dengan akses transportasi ke kota besar. Akibatnya over supply tomat dibuang. Inilah masalah Indonesia
Investasi itu seperti darahnya tubuh manusia. Tanpa investasi bagaimana menembus listrik ke pedesaan? Tanpa listrik tidak bisa memasang pompa jet pump akhirnya kekurangan air.
Bandingkan dengan investasi di Serpong misalnya dibangun jembatan Cisadane, dibangun mall Aeon oleh Jepang, dibangun ICE international convention and exhibition terbesar di Asia tenggara. Saya lihat WTC Expo di Singapura sangat besar, di ICE lebih besar lagi. Akibatnya harga real estate bisa mengangkat harga tanah. Di pinggiran masih ada sawah dijual Rp250.000 per meter. Di real estate harganya antara Rp5 - 15 juta per meter. Inilah maksudnya investment driven economy.
Paling tidak ada 5 peranan negara di seluruh desa-desa di Indonesia
1. Listrik
2. Air minum dan pengairan
3. Jalan Raya
4. Kesehatan
5. Pendidikan
Point 2-3-4 inilah yang masih kurang di Indonesia yang harus ditangani secara urgent. Bila tidak akhirnya Indonesia mencetak TKI saja. Negara ditinggalkan warganya. Inilah yang terjadi sepuluh tahun terakhir.
Penulis:
Goenardjoadi Goenawan
Penulis 10 buku buku manajemen
Trainer dan konsultan mengenai membuka paradigma baru tentang uang
goenardjoadi @ gmail.com