Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Rate Diprediksi Tetap, Bank Enggan Turunkan Suku Bunga

Tingkat suku bunga industri perbankan diprediksi tidak berubah dalam waktu yang dekat.
Destry Damayanti. /Antara
Destry Damayanti. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat suku bunga industri perbankan diprediksi tidak berubah dalam waktu yang dekat, mengingat bank sentral masih akan menahan tingkat suku bunga acuannya yang saat ini berada di level 7,5%.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Budi Gunadi Sadikin mengatakan perseroan belum akan menyesuaikan lagi tingkat suku bunga kredit Bank Mandiri

Suku bunga dasar kredit (SBDK) Bank Mandiri per Juli 2015, berdasarkan data Bank Indonesia, tercatat kredit korporasi perseroan sebesar 10,5%, kredit ritel 12,25%, kredit mikro 19,25%, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) 11%, dan non KPR di level 12,5%.

"Kami melihat dulu bagaimana Bank Indonesia menetapkan BI rate karena penetapan suku bunga kredit ini selalu mengikuti pergerakan suku bunga acuan bank sentral," ujarnya di Jakarta, Senin (7/9/2015).

Menurutnya, bank sentral masih akan menahan tingkat suku bunga acuannya yang saat ini berada di level 7,5% karena saat ini masih ada tekanan volatilitas nilai tukar rupiah.

Sementara itu, Plt Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan Fauzi Ichsan menuturkan bunga penjaminan LPS akan berubah jika ada perubahan bunga kredit di pasar. "Kami juga mempertimbangkan kebijakan moneter bank sentral yakni terkait BI rate. Sepertinya, BI belum akan memangkas BI rate secara agresif," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Executive Director Mandiri Institute sekaligus Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menilai BI rate di level 7,5% ini bila dilihat dalam kondisi yang normal spread-nya masih jauh dari Fed Fund Rate yang sebesar 0,25%.

"Spread-nya kan kita sebenarnya sudah terlalu gede dengan FFR. Memang dalam kondisi normal itu sudah jauh banget spread-nya. Enggak masuk akal. Namun dengan kondisi seperti ini kan kita mau jaga nih spread-nya supaya lebih tolerable," ucapnya.

Menurut Destry, saat ini yang paling penting bukan spread BI rate dengan FFR, tetapi dalam kondisi saat ini yang paling pemting adalah menjaga perekonomian di Indonesia dan nilai tukar rupiahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper