Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EDUKASI DUIT: Uang Itu Seperti Mobil

Paradigma orang kaya dan yang tidak kaya memandang mobil sama dengan uang. Orang biasa memandang mobil dari sisi variasi. Orang kaya memandang mobil dari keamanan, stabilitas.
Goenardjoadi Goenawan. / Bisnis
Goenardjoadi Goenawan. / Bisnis

Paradigma orang kaya dan yang tidak kaya memandang mobil sama dengan uang.

Orang biasa memandang mobil dari sisi variasi. Ada sensor parking. Kaca spionnya menyala, bisa otomatis melipat kaca spion, bisa bluetooth, dll.
Uang dipandang seperti jam tangan Rolex, tas Louis Vuitton, sehingga sering silau oleh variasi dan barang-barang bermerek.

Orang kaya memandang mobil dari keamanan, stabilitas. Direm tidak menyerong, tidak slip, tidak mudah terguling, tergelincir,  tidak mudah goyang terkena angin, dll.
Uang dipandang dari security, aman dan stabilitas. Tidak berisiko, ditanam kepada developer yang ternama sehingga ikut berkembang dan prospektif.

Orang biasa memandang Mobil dari speed. Uang dilihat dari opportunity dan potential profit. Cenderung terburu-buru dan mengejar-ngejar opportunity.  Selalu haus opportunity.

Ini merupakan contoh klasik orang mencari uang. Mereka cenderung mencari uang dengan cepat. Seperti memandang mobil dari speed.  Mengejar-ngejar profit secepatnya.

Misalnya, ada seseorang menjadi Distributor product herbal.  Omzetnya di bawah Rp1 miliar.  Otomatis saat ini dia menanggung piutang jalur distribusi setara Rp2 miliar. Semakin lama ini semakin menjadi besar.  Arahnya cuma satu, membesar menjadi besar.  Otomatis berjalan 10 tahun akhirnya piutang omzet menjadi Rp20 miliar.  Ke mana ini ujungnya?

Otomatis dia tidak bisa mundur.  Bagaimana dia menanggung utang Rp20 miliar kalau perputaran omzet tidak berjalan.  Jadi seperti black hole lubang hitam semakin lama semakin besar lubangnya.  Inilah disebut usaha seperti roda jatuh bangun.

Contoh lainnya ada seorang sukses menjadi konsultan research.  Ternyata sekarang tertarik memulai usaha mirip MLM.  Mengapa mirip MLM? Karena sekarang Bisnis MLM sudah menjurus negatif,
1. Merugikan downline di bawah.
2. Over price harganya terlalu mahal.
3. Tidak ada clinical research, seperti daun kelor mengobati 100 macam jenis penyakit
4. Karena MLM bersifat bubble maka banyak buble sebelumnya membuat pemain leader MLM bersikap hit and run. Ciri-cirinya managing director perusahaan MLM biasanya berganti-ganti nama.  Atau hanya pakai satu nama, tanpa family name sehingga track record nya sulit ditelaah.

Oleh karena itu reputasi besar pemilik konsultan research dipertaruhkan, hanya ingin mengejar-ngejar profit.  Seperti mobil mementingkan speed. Ini juga merupakan black hole lubang hitam raksasa.

Orang kaya memandang mobil dari comfortable. Nyaman. Karena kesehatan, nyeri pinggang, reumatik lebih penting daripada harta. Uang dilihat dari nilai-nilai kehidupan.

Misalnya, orang kaya memiliki brand value seperti misalnya brand besar misalnya Prenagen, brand ini diinvestasi sudah selama 27 tahun, sekarang menjadi market leader di makanan ibu hamil. Perusahaan seperti Kalbe group menjadi luar biasa besar karena brand mereka seperti Prenagen, Promaag, Entrasol dll.

Brand Hemaviton misalnya sudah puluhan tahun diinvestasi.  Nilai Brand semakin lama meningkat seperti group The Tempo Group dengan brand Oskadon, My Baby, Vidoran, dll.

Penulis
Goenardjoadi Goenawan
Konsultan dan motivator tentang paradigma baru tentang uang. Penulis 10 buku manajemen, termasuk "Rahasia Kaya, Jangan Cintai Uang", "
Money Intelligent: Rahasia Kaya, Mulai Berbisnis" yang baru terbit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper