Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ASURANSI SYARIAH: Portofolio Pasar Modal Diyakini Kembali Tumbuh

Portofolio investasi syariah berbasis pasar modal diperkirakan akan kembali meningkat pada akhir tahun setelah terus menurun sejak kuartal II/2015.
Ilustrasi/.
Ilustrasi/.

Bisnis.com, JAKARTA- Portofolio investasi syariah berbasis pasar modal diperkirakan akan kembali meningkat pada akhir tahun setelah terus menurun sejak kuartal II/2015.

Srikandi Utami, Wakil Ketua Bidang Teknik Asosiasi Asuransi Syariah (AASI), menjelaskan kontribusi premi bruto industri asuransi jiwa berbasis syariah sebenarnya terus meningkat hingga akhir September 2015.

Namun, jelasnya, anjloknya kinerja pasar modal, terutama pada kuartal kedua memengaruhi portofolio yang diinvestasikan perusahaan asuransi jiwa.

Menurutnya, peningkatan investasi pada instrumen deposito diyakini sebagia bagian dari strategi bisnis perusahaan untuk menjaga likuiditas.

“Deposito meningkat karena lebih likuid, uang yang dikelola juga mempertimbangkan kebutuhan nasabah di tengah kondisi seperti itu,” ujarnya seperti dikutip Bisnis, Selasa (10/11/2015).

Srikandi meyakini portofolio investasi berbasis pasar modal akan meningkat pada akhir tahun setelah mengalami penurunan signifikan. Hal itu, sebut dia, seperti siklus yang terjadi pada tahun tertentu dengan gejolak pasar modal.

Karena itu, produk unit-linked diperkirakan akan tumbuh signfikan pada akhir tahun ini, baik itu dengan prosi investasi saham dominan, campuran, maupun sukuk atau obligasi syariah yang lebih konservatif.

“Itu akan disesuaikan porsi resiko nasabah. Tapi, itu seperti sebuah rumus setelah pasar menurun akan kembali positif, sama seperti pada 2008,” kata Srikandi yang juga menjabat sebagai Kepala Divisi Unit Bisnis Syariah PT Sun Life Financial Indonesia.

Dikutip dari laporan keuangan kuartal III/2015 yang dipublikasikan, PT Sun Life Financial Indonesia mencatat jumlah investasi dari unit syariah mencapai Rp91,16 miliar. Realisasi itu seluruhnya diinvestasikan pada instrumen reksadana syariah.

Realisasi itu ternyata menurun 12,51% jika dibandingkan jumlah investasi yang juga seluruhnya merupakan reksadana syariah pada kuartal sebelumnya, yakni senilai Rp104,19 miliar.

Srikandi  menjelaskan penurunan nilai itu dipicu oleh menurunnya kinerja pasar modal. Padahal, pada periode yang sama nilai premi yang diperoleh terus meningkat.

“Artinya, minat masyarakat untuk membeli produk investasi masih tinggi karena market value dipercaya akan naik. Jadi sementara murah, harusnya beli.”

Adapun Otoritas Jasa Keuangan, dalam ikhtisar data keuangan perusahaan asuransi syariah periode Januari-September 2015, mencatat jumlah investasi industri pada akhir September tahun ini mencapai Rp17,28 triliun.

Hingga September, instrumen deposito bersumbangsih hingga 36% dari jumlah investasi industri asuransi jiwa syariah dengan raihan hingga Rp6,29 triliun. Peningkatan nilai instrumen investasi tersebut terus terjadi sejak awal tahun ini.

Peningkatan itu terjadi di tengah menurunnya nilai hampir seluruh instrumen investasi lainnya. Instrumen dominan lainnya, seperti saham syariah (porsi 30% dari total investasi) dan reksadana syariah (22%) bahkan mengalami penurunan masing-masing 12,53% dan 6,68% dibandingkan realisasi akhir Juni tahun ini.

Sukuk atau obligasi syariah dan surat berharga syariah negara juga menurun, yakni masing-masing 4,02% dan 10,27%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper