Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia menyatakan rencana Otoritas Jasa Keuangan untuk meluncurkan enam lini bisnis pembiayaan baru dapat menjadi peluang baru bagi industri multifinance setelah sektor utama, yakni otomotif dan alat berat tertekan sepanjang tahun.
Efrinal Sinaga, Sekjen APPI mengatakan sampai saat ini sejumlah perusahaan multifinance masih ragu untuk mendiversifikasikan bisnisnya ke sektor lain karena konsumsi masyarakat yang sebelumnya tinggi di dua sektor itu.
Dengan perluasan, dia mengatakan perusahaan tidak tergantung dari dua sektor yang saat ini mencatatkan penurunan sehingga industri tetap berjalan stabil.
“Namun mungkin perlu ada insentif tambahan agar ini lebih menarik untuk multifinance supaya masuk ke sektor itu,” katanya, kepada Bisnis.
Sampai akhir tahun, Efrinal memperkirakan laba industri multifinance akan turun 10-15% sampai akhir tahun. Hal tersebut seiring dengan data OJK yang mencatatkan penurunan laba industri hingga 21,5% menjadi Rp10,5 triliun pada triwulan III/2015.
Sebelumnya, Dumoly F. Pardede, Deputi Komisioner Pengawas IKNB II OJK menyatakan keenam lini bisnis tersebut yaitu pembiayaan peternakan, hortikultura, kedaulatan pangan, pariwisata, pembangunan jalan tol dan kelistrikan. Dalam waktu dekat, kelompok kerja (pokja) akan diluncurkan untuk mengakomodir hal tersebut.
Dia mengatakan Pokja tersebut melibatkan Kementerian terkait, dinas wilayah, perusahaan asuransi, lembaga penjaminan, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dana ventura, pegadaian sampai perbankan. Secara bertahap, Dumoly mengatakan pokja itu akan dimatangkan dalam bentuk konsorsium.