Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank OCBC NISP Tbk. berniat menggelar revaluasi aset pada tahun ini untuk memupuk permodalan sekaligus meningkatkan kapasitas ekspansi perusahaan.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan selama 10 tahun terakhir, pihaknya tak melakukan revaluasi aset. Dia berharap, jika aksi tersebut digelar tahun ini, perusahaan bisa memanfaatkan diskon pajak serta memperkuat modal.
“Berapa penambahan dari revaluasi aset masih dihitung. Memang modal kami masih cukup tinggi, tapi kami melihat jangka panjang,” jelas Parwati dalam pertemuan dengan wartawan di Jakarta, Selasa (8/12/2015).
Adapun, dari laporan keuangan emiten dengan kode saham NISP ini, tercatat capital adequacy ratio (CAR) berada di level 17,3% per September 2015. Parwati berujar, hingga akhir tahun, pihaknya akan menjaga posisi permodalan di level tersebut.
Seperti diketahui, pemerintah lewat paket kebijakan jilid V telah memberi stimulus dengan memangkas presentase pajak penghasilan (PPh) final revaluasi aset bagi badan usaha milik negara (BUMN), swasta, maupun perorangan.
Jika pengajuan revaluasi aset dilakukan hingga akhir tahun ini, PPh final revaluasi dipangkas dari 10% menjadi 3%. Sementara, jika pengajuan revaluasi aset dilakukan pada 1 Januari 2015-31 Juni 2015, besaran PPh final revaluasi jadi 4%.
Kemudian, jika revaluasi diajukan pada 1 Juli 2015-31 Desember 2016, besaran PPh final revaluasi diturunkan menjadi 6%.