Bisnis.com, JAKARTA-- Federal Reserve akhirnya memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan di kisaran level 0,25%-0,5% untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade.
Menanggapi hal itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai penaikan federal funds rate bank sentral Amerika Serikat itu tak berpengaruh besar terhadap perekonomian Indonesia.
Alasannya, menurut dia, level penaikan suku bunga AS yang hanya sebesar 25 basis poin terbilang masih rendah, dan belum sebanding dengan level BI Rate yang mencapai 7,5%.
"Kita kan pengaruhnya kecil, kalau di Amerika dan Jepang pengaruhnya besar karena bunga mereka kecil. Kalau suku bunga dinaikkan 0,25%, artinya [meningkat] 100% [dari level sebelumnya],"katanya di Istana Wakil Presiden, Kamis(17/12/2015).
Rabu (16/12/2015) waktu setempat, The Fed menyatakan akan menaikkan suku bunga acuan dengan kisaran target 0,25%-0,5%, menandai berakhirnya era pelonggaran kebijakan moneter yang luar biasa.
Hal itu didasari pertimbangan membaiknya kondisi pasar tenaga kerja tahun ini dan keyakinan adanya kenaikan inflasi.
Menurut hasil akhir pertemuan yang berlangsung dua hari itu, The Fed berharap perkembangan kondisi-kondisi ekonomi akan menjamin kenaikan suku bunga secara bertahap.
Sebagai respon pernyataan tersebut, kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama.