Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jiwasraya Yakin Program PPUKP Mampu Tumbuh Signifikan pada 2016

Dana Pensiun Lembaga Keuangan Jiwasraya meyakini produk program pensiun untuk kompensasi pesangon atau PPUKP mampu bertumbuh signifikan pada 2016.

Bisnis.com, JAKARTA — Dana Pensiun Lembaga Keuangan Jiwasraya meyakini produk Program Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon atau PPUKP mampu bertumbuh signifikan pada 2016.

Lusiana, Kepala Dana Penisun Lembaga Keuangan (DPLK) Jiwasraya, mengungkapkan sumbangsih PPUKP pada dana kelolaan DPLK Jiwasraya terus bertumbuh.

Dengan nilai dana kelolaan atau asset under management mencapai Rp1,45 triliun pada 2015, ujarnya, sumbangsih PPUKP memang masih berada di bawah 10%.

Total dana kelolalan hingga akhir tahun lalu, ujarnya, masih didominasi produk reguler atau Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP).

Namun, dia meyakini produk tersebut mampu bertumbuh lebih signifikan pada tahun ini.

“Kami akan fokus ke PPUKP sebab pasarnya mulai naik dan akan booming dengan adanya legal opinion untuk produk itu dari asosiasi. Jadi, kami akan merealisasikan target dari situ,” katanya kepada Bisnis, Jumat (22/1/2016).

Pada 2016, DPLK Jiwasraya mematok target pertumbuhan dana kelolaan hingga 30%. Target pertumbuhan itu, jelas Lusiana, akan dicapai dengan berfokus pada pengembangan produk PPUKP.

Di sisi lain, porsi ritel dalam akumulasi dana kelolaan DPLK yang berafiliasi dengan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) ini terus meningkat.

Pada 2015, Lusiana mengungkapkan porsi ritel sudah mulai bertambah, yakni mencapai kisaran 25%, sedangkan selebihnya masih dikuasai segmen korporasi.

Fokus DPLK untuk mengembangkan PPUKP dan porsi ritel, sebut dia, sebagai antisipasi terhadap dampak pelaksanaan program dana pensiun BPJS Ketenagakerjaan.

Menurut dia, sejumlah perusahaan pada tahun lalu mulai mengurangi porsi dana pensiun kepada DPLK untuk dialihkan kepada program jaminan sosial itu.

Namun, dia sejumlah korporasi multinasional masih memilih untuk memanfaatkan program DPLK, meski juga mengikuti program pemerintah itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper