Bisnis.com, JAKARTA - Islamic Development Bank (IDB) akan mendirikan anak usaha yang khusus menangani perusahaan pembiayaan mikro syariah dengan menggandeng PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atas inisiasi dari Kementerian Keuangan RI.
Executive Vice President PNM Arief Mulyadi mengatakan dalam perbicangan antara ketiga belah pihak disinggung mengenai penempatan pendanaan (equity participation). Akan tetapi, pihak IDB tidak bisa memasukkan dananya lewat PNM, mengingat perseroan adalah BUMN.
Sehingga, jalan yang bisa dipilih adalah dengan mendirikan anak usaha. Dimana, dalam struktur kepemilikan saham kemungkinan besar dimiliki oleh IDB, sementara perseroan ditunjuk sebagai pengelola operasional anak usaha tersebut.
"Pembicaraan ini masih panjang, namun kelihatannya akan bentuk entitas baru dimana PNM akan jadi pengelola sementara IDB sebagai sumber dana." kata dia kepada Bisnis, pekan ini.
Akan tetapi, rupanya rencana ini masih jauh pasalnya ketiga belah pihak baru menyelesaikan notulen garis-garis besar kesepakatan dan rencana pembangunan. Untuk aksi legal berikutnya masih perlu membicarakan visibilitas bisnis, terutama terkait skema pembiayaan yang akan dipilih nantinya.
Arief melanjutkan, jalan tengah lainnya yang bisa menjadi alternatif adalah melakukan pembiayaan bersama (joint financing). Secara regulasi, peraturannya memang tidak sepanjang dan serumit bila mendirikan anak usaha.
"Proses dengan joint financing memang bakal lebih cepat, secara prinsip kami menunggu dorongan dari Menkeu dan IDB. Asal sesuai dengan visi perseroan, kami siap menjalankan."
Sepanjang tahun ini, perseroan menargetkan pembiayaan sebesar Rp4,3 triliun. Sementara, untuk realisasi tahun lalu, hanya tercapai dari sekitar 80%-90% dari target yang dicanangkan perseroan sebesar Rp3 triliun. Tidak tercapainya target, disebabkan efek dari perlambatan ekonomi sehingga menurunkan daya beli masyarakat.
"Pencapaian kami hanya sekitar 80%-90% dari target penyaluran, namun target profit tercapai," ujar Direktur Utama PNM Parman Nataatmadja.
Dia mengatakan, untuk mendorong target, perseroan siap membuka 300 jaringan kantor baru dan mulai merambah lokasi baru di Papua dan Kalimantan Utara sehingga diharapkan jumlah akhir kantor yang dimiliki PNM mencapai 1.000 unit.
Selain itu, perseroan akan memilah kembali segmen usaha produktif dan potensial untuk digalakkan kembali. "Tahun ini kami prediksi ekonomi akan membaik sehingga target pembiayaan akan tercapai, serta kualitas pembiayaan juga membaik."