Bisnis.com, JAKARTA - Usai melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) PT Bank Ganesha makin memperkuat ekspansi kredit dalam rangka pengembangan usaha.
Presiden Direktur PT Bank Ganesha Surjawaty Tatang menyatakan selama tiga tahun terakhir, perseroan berfokus pada penyaluran kredit UKM dan komersial pada sektor-sektor perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, perantara keuangan dan properti.
"Saat ini kami menyalurkan kredit untuk segmen komersial, SME, dan konsumer," terangnya
Adapun dana IPO selanjutnya digunakan untuk memperkuat struktur pendanaan jangka panjang dengan prospek yang lebih baik.
Apalagi tahun lalu terjadi kenaikan volume pada kredit konsumsi hampir 11% menjadi Rp314 miliar, dan kredit investasi tumbuh 36% menjadi Rp240 miliar.
Per posisi Agustus 2015 kontribusi kredit komersil mendominasi 40% dari keseluruhan portofolio kredit.Tahun ini, dirinya membidik pertumbuhan keseluruhan penyaluran kredit di atas 25%.
Peningkatan ini juga akan dilakukan melalui linkage program dengan sejumlah BPR, dan perusahaan pembiayaan, terangnya Minggu (21/2/2016).
Dalam rencana bisnisnya, hal ini disertai penggenjotan penyaluran kredit konsumer melalui sinergi dengan existing customer maupun captive market untuk Kredit Penghasilan Tetap (KPT), Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Pemilikan Mobil (KPM), dan Kredit Pinjaman Perorangan (KPP).
Head of Corporate Secretary PT Bank Ganesha Dheni Kamavina menyebutkan perseroan memiliki ekspansi lain yang tengah dikembangkan yakni delivery channel melalui internet banking dan mobile banking.
Hal itu masih ditambah dengan rencana pembukaan satu kantor cabang baru dan penambahan ATM baru tahun ini.
Pembaharuan banking system guna kebutuhan kinerja intern perseroan juga akan dilakukan melalui Enhancement interface, Aplikasi Pinjaman (Loan Originality System) SWIFT (Interface), eTREASURY, Hardware, Network dan Security Hardening.
Melalui IPO, 6,1 miliar saham yang dilepas dengan harga Rp102--Rp105 per lembarnya, diperkirakan pihaknya akan meraup modal segar Rp622,2 miliar hingga Rp640,5 miliar.
Setelah dana hasil IPO masuk, struktur permodalan bank meningkat menjadi di atas Rp1 triliun sehingga bisa memenuhi syarat menjadi BUKU II.
Rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 13,50%, mengalami penurunan sekitar 2,1% dari Agustus 2014 hingga Agustus 2015 (y-o-y).
Pihaknya menargetkan rasio CAR pada semester II dapat mencapai 42% berada di atas ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.