Bisnis.com, JAKARTA - Tanda-tanda perbaikan ekonomi di tahun ini tidak lantas membuat PT Bank Dinar Tbk agresif soal penyaluran kredit. Tahun ini bank berkode saham DNAR cenderung memilih untuk konservatif.
Direktur Utama PT Bank Dinar Tbk Hendra Lie menyatakan pihaknya tidak ingin terlalu ekspansif. Pasalnya dirinya masih melihat kemungkinan adanya pengaruh perlambatan ekonomi tahun lalu.
Tahun ini pihaknya lebih ingin menjaga rasio NPL supaya tetap terkendali. Oleh karenanya, pihaknya akan mengupayakan kedekatan dengan nasabah. Pihaknya mengutamakan terjun langsung melihat kondisi keuangan para nasabahya. Selain itu juga melakukan evaluasi nilai collateral nasabahnya.
Terutama Hendra berujar terus memantau nilai properti di beberapa daerah yang nilainya terkoreksi. Dirinya melanjutkan penetrasi kepada nasabah dilakukan dengan mengoptimalkan peranan para pimpinan cabang yang tersebar di 15 tempat.
"Kami akan lebih tingkatkan pendekatan dengan debitur untuk early warning kalau ada permasalahan," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (24/2/2016)
Adapun pihaknya juga berusaha menjaga prudensialitas pemberian kredit pemilikan ruko kepada debitur. Bank Dinar selalu memberikan pembiyaaan kepada ruko yang telah memiliki sertifikat. Pihaknya tidak membiayai ruko yang bisnisnya belum mapan dan bekerja sama dengan developer
Melalui beberapa strategi tersebut pihaknya berhasil menekan NPL gross pada 2014 sebesar 0,86% atau turun 12 bps menjadi 0,74% pada 2015.
Mengantisipasi kondisi perlambatan tahun ini Bank Dinar akan melonggarkan target realisasi NPL pada angka 2,51%. Namun dengan tetap mengoptimalkan pendekatan strategi tim kerja kepada nasabah.
Rekam Jejak Bank Dinar memiliki fokus pada kredit komersial dan konsumer. Hingga saat ini kredit komersial memiliki komposisi 90% yang terbagi ke sektor perdagangan seperti supplier electric, pangan, dan bahan bangunan.
Ekspansi yang tak masif juga tercermin lewat rencana bisnis pembukaan kantor cabang yang hanya satu unit pada tahun ini. Membandingkan pada 2014 perseroan bahkan pernah membuka hingga 10 cabang.
Sementara itu, Hendra juga menyadari keterbatasan bank BUKU I yang tidak memiliki kanal elektronik. Maka, tahun ini demi meningkatkan jasa pelayanan kepada nasabah, perseroan sudah bekerja sama dengan Arta Jasa untuk masuk ke dalam ATM bersama.
Selanjutnya perseroan akan menerbitkan layanan payroll dan debit card yang juga bisa dilakukan untuk bertransaksi di merchant yang bekerja sama dengan arta jasa layaknya kartu kredit.
Rencana jangka panjang perseroan juga ingin naik BUKU II lewat beberapa skema. Namun untuk saat ini pihaknya mengakui belum ada investor. Hingga Desember 2015 perseroan tercatat telah memiliki modal inti sebesar Rp425 miliar. Pihaknya membutuhkan sekitar Rp600 miliar untuk bisa naik BUKU II.
Berdasarkan laporan keuangan yang tidak diaudit hingga Desember 2015 penyaluran kredit DNAR tumbuh 40% menjadi Rp1,13 triliun (-y-o-y).Tahun ini perseroan membidik target pertumbuhan kredit 20%
Perseroan juga membukukan pertumbuhan positif untuk DPK sebesar 32,4% menjadi Rp 1,4 triliun (y-o-y). Dengan target pertumbuhan tahun ini 22%. Diikuti pula pertumbuhan aset sebesar 34% menjadi Rp2 triliun (y-o-y). Dengan target pertumbuhan tahun ini 17,5%