Bisnis.com, JAKARTA--Tekanan biaya dana perbankan mulai menurun pasca penurunan suku bunga acuan yang diharapkan dapat menggiring bank menurunkan suku bunga simpanannya.
Seperti diketahui, Bank Indonesia dalam 3 bulan pertama tahun ini memangkas bunga acuan atau BI Rate sebanyak 75 basis poin dari 7,5% menjadi 6,75%. Pemangkasan ini direspon bank-bank Tanah Air dengan menurunkan suku bunga depositonya.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Asmawi Syam menuturkan beban biaya dana (cost of fund) perseroan telah menurun pada awal tahun ini. Dengan penurunan tersebut, BRI bakal menurunkan suku bunga kreditnya.
"Cost of fund kami sudah turun. Dengan demikian, kami akan menurunkan bunga kredit untuk kejar target single digit di akhir tahun," ujarnya di Jakarta, Rabu (13/4/2016).
Lebih lanjut, Asmawi menuturkan pihaknya membidik bunga pinjaman perseroan dapat mencapai 9,99% di penghujung tahun.
Mantan Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN BRI ini menyebutkan segmen yang bakal diturun suku bunganya adalah segmen komersial.
"Untuk kredit usaha rakyat kan udah 9%. Segmen komersial lah yang single digit di akhir tahun," katanya.
Berdasarkan presentasi laporan keuangan perseroan, biaya dana BRI telah menunjukkan penurunan sejak kuartal I tahun lalu. Pada Maret 2015, cost of fund emiten dengan ticker BBRI ini mencatatkan angka 4,74% atau naik dari Desember 2014 yang sebesar 4,38%.
Pada Juni 2015, biaya dana bank spesialis kredit mikro ini tercatat sebesar 4,5% dan terus menurun hingga mencapai 4,19% pada akhir tahun lalu. BRI saat ini lebih memilih untuk memangkas suku bunga deposito special rate-nya terlebih dahulu sesuai dengan capping Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Senada, Direktur Konsumer PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Anggoro Eko Cahyo mengatakan dengan penurunan bunga deposito, dipastikan beban biaya dana turun. Selain pemangkasan bunga deposito, Anggoro menyebutkan cost of fund turun didorong oleh kebijakan perseroan untuk membuang dana mahal.
"Pasti berdampak [ke biaya dana]. Misal kami turunkan suku bunga simpanan 25 bps, dikali nilai dana pihak ketiga pasti cukup signifikan," jelasnya.
Pada kuartal I/2016, bank dengan kode saham BBNI ini mencatatkan cost of fund sebesar 3,1%. Angka ini turun sebesar 10 bps secara tahunan (year on year) dari 3,2% pada kuartal I/2015.
Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budidarmo menuturkan perseroan sebelumnya telah menurunkan suku bunga deposito special rate sejak awal Maret 2016. Sedangkan untuk counter rate telah turun sejak awal 2016 sebesar 25 bps. Saat ini, bank dengan logo angka 46 tersebut mematok counter rate sebesar 4,25% hingga 6%.
"Dalam waktu dekat direncanankan akan turun lagi sebesar 25 bps hingga 50 bps," ujarnya