Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkeu: Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Temporer

Otoritas fiskal Indonesia memandang pelemahan nilai tukar rupiah setelah dirilisnya isi notulensi Federal Open Market Committee (FOMC) April akan berlangsung sementara.
Rupiah/JIBI-Abdullah Azzam
Rupiah/JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas fiskal Indonesia memandang pelemahan nilai tukar rupiah setelah dirilisnya isi notulensi Federal Open Market Committee (FOMC) April akan berlangsung sementara.

Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan kondisi nilai tukar rupiah seperti ini sudah pernah dialami Indonesias sebelum kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed Fund Rate/FFR) 25 basis poin pada tahun lalu.

“Itu sudah pernah kita alami dan ekonomi kita bisa tetap stabil. [Pengaruh] temporer,” jelasnya ketika ditemui di sela-sela rangkaian sidang tahunan ke-41Islamic Development Bank (IDB), Kamis (19/5/2016).

Dalam rilis notulensi FOMC April, the Fed membuka peluang kenaikan suku bunga pada bulan depan. Kenaikan pada Juni itu akan diekseskusi apabila ekonomi AS pada kuartal II/2016 dan tingkat inflasi membaik. Selain itu, jumlah pengangguran turun.

Seperti diberitakan Bisnis Indonesia (19/5/2016), keyakinan itu dihembuskan Presiden The Fed utuk Atlanta Denis Lockhart dan Presiden The Fed untuk San Francisco John Williams dalam waktu yang bersamaan.

Mereka sama-sama meyakini kenaikan suku bunga minimal akan terjadi sebanyak dua kali, dan paling banyak tiga kali pada 2016 yang dimulai bulan depan. Seperti diketahui,  The Fed akan kembali menggelar FOMC pada 14-15 Juni 2016.

Keyakinan mereka muncul dari data ekonomi AS yang terus menunjukkan indikasi positif. Inflasi juga diyakini akan berlari mendekati target 2% pada tahun ini, meskipun hingga saat ini belum menunjukkan tanda tersebut.

Hari ini (19/5/2016), nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,46% atau 62 poin ke Rp13.442 per dolar AS pada awal perdagangan. Pada akhir sesi I, rupiah terpantau melorot sebesar 1,03% atau 138 poin ke Rp13.518 per dolar AS.

Kurs tengah yang dipatok BI berada di level Rp13.467 per dolar AS, turun dari posisi kemarin Rp13.319 per dolar AS.

“Ya itu kan selalu spekulasi jadi kita ngelihat itu sebagai suatu fenomena yang selalu terjadi setiap kali ada statement-statement mengenai kenaikan tingkat bunga [the Fed],” tegas Menkeu Bambang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper