Bisnis.com, NUSA DUA -- Bank Indonesia dan Federal Reserve sedang disibukkan arah kebijakan moneter yang berlawanan. Bank sentral Indonesia tengah terus melonggarkan moneter, sebaliknya, bank sentral Amerika Serikat itu justru tengah berupaya mengetatkan moneter. Namun, kedua bank itu terus melakukan kerja sama, apa saja kerja samanya?
Agus Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia, mengatakan kerja sama pihaknya denga Federal Reserve (the Fed), terutama Fed Bank of New York antara lain salah satunya terkait peningkatan kapasitas masing-masing bank sentral.
"Kami pun terus mempelajari best practice lewat cabang kami di New York," ujarnya dalam jumpa pers Seminar BI - Fed Bank of New York, Senin (1/8/2016).
Selain itu, Agus menjelaskan kerja sama kedua bank juga melingkupi diskusi terkait kebijakan dunia maupun antara dua negara.
"Joint research pun kerap dilakukan sebagai bagian kajian terkait kondisi advanced ekonomi terkini. Intinya memberikan manfaat bukan hanya bagi kedua bank sentral, tetapi juga kedua negara," ujar Agus.
Agus memaparkan contoh anyar kerja sama lainnya adalah pertemuan Excecutive Meeting of East-Asia Pasific Central Bank (EMEAP) yang baru dilakukan kemarin, serta joint internasional seminar yang dilakukan pada hari ini.
"Dalam EMEAP kemarin, kami bersama 11 bank sentral lainnya membahas perkembangan global ekonomi secara mendalam. Kami [Bank Indonesia] memprediksi ke depannya pertumbuhan ekonomi global akan lebih melambat lagi setelah melihat Internasionnal Monetary Fund (IMF) sudah merevisi perkiraannya," ujarnya.
Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global bisa tumbuh 3,3% pada tahun ini dan 3,1% pada 2017.
Agus melanjutkan, pertemuan EMEAP kemarin juga membahas soal stabilitas sistem keuangan dunia. Dalam pembahasan itu, sebelas bank sentral setuju untuk mempersiapkan diri bila kondisi krisis ekonomi kembali terjadi.
"Nah, selain itu, bahasan EMEAP pun terkait financial market, bank supervision, sistem payment, dan teknologi informasi. Kami [Sebelas Bank sentral anggota EMEAP] berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama dan komunikasi dalam periode yang penuh ketidakpastian ke depannya," ujarnya.
Adapun, sebelas anggota EMEAP itu antara lain terdiri dari Indonesia, Malaysia, Filiphina, Thailand, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, China, Australia, dan New Zealand.
Di sisi lain, joint international seminar kerja sama antara BI dan FED Bank of New York membahas soal managing stability and growth under economic and monetary divergence. Acara itu menjadi salah satu bagian rangkaian acara EMEAP tersebut.