Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri Optimistis Laba Semester II Membaik

Meski tercatat menurun pada paruh pertama tahun ini, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memprediksi perolehan laba perseroan hingga akhir tahun masih akan bertumbuh positif. Paling tidak, laba perseroan akhir tahun akan flat dibandingkan tahun lalu.
Bank Mandiri/Jibiphoto
Bank Mandiri/Jibiphoto

Bisnis.com,JAKARTA— Meski tercatat menurun pada paruh pertama tahun ini, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memprediksi perolehan laba perseroan hingga akhir tahun masih akan bertumbuh positif. Paling tidak, laba perseroan akhir tahun akan flat dibandingkan tahun lalu.

Direktur Keuangan dan Treasury Bank Mandiri Pahala N. Mansury mengatakan meski laba bersih perseroan per semester I/2016 turun secara tahunan, tetapi laba operasional perseroan masih tumbuh positif. Menurutnya, perseroan meningkatkan biaya pencadangan sehingga laba bersih pada paruh pertama tahun ini menjadi lebih rendah dari tahun lalu.

Seperti diketahui, Bank Mandiri membukukan laba bersih senilai Rp7,08 triliun per semester I/2016, terkoreksi 28,66% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp9,924 triliun. Penurunan laba perseroan terjadi karena meningkatnya biaya pencadangan (provisi) naik dari Rp4 triliun pada kuartal II/2015 menjadi Rp9,9 triliun pada kuartal II/2016.

Meski demikian, apabila tidak memperhitungkan biaya pencadangan, Pre-Provision Operating Profit (PPOP) emiten berkode BMRI ini mencapai Rp19,3 triliun atau secara tahunan tumbuh 13,3%. Sementara pendapatan berbasis komisi (fee based income) perseron pun tumbuh sekitar 20%.

“Kalau kami lihat laba semester kedua dibandingkan semester pertama jauh lebih baik, mungkin flat dibandingkan tahun sebelumnya. Kami fokus di PPOP lah,” ujarnya usai pemaparan kinerja di acara Inverstor Day, Rabu (3/8/2016).

Adapun sepanjang tahun lalu, Bank Mandiri membukukan laba bersih senilai Rp20,3 triliun, naik 2,3% dari 2014 sebesar Rp19,9 triliun. Kenaikan ini ditopang oleh penyaluran kredit perseroan yang tercatat tumbuh 12,4% menjadi senilai Rp595,5 triliun dari posisi 2014 senilai Rp530 triliun.

Pahala menambahkan, biaya pencadangan pada semester kedua pun tidak akan sebesar pada semester pertama. Menurutnya, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) pun bakal menurun. Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan perseroan menargetkan biaya pencadangan tahun ini sebesar Rp17 triliun, naik dari tahun lalu yang sebesar Rp11 triliun.

“Kami fokus pada penanganan NPL. Saat ini sudah ada pembentukan satu unit sendiri yang namanya special asset management,” kata Pahala. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ihda Fadila
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper