Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Naik BUKU II, Bank Yudha Bhakti Bakal Tingkatkan Kredit Produktif

PT Bank Yudha Bhakti Tbk. bakal meningkatkan porsi penyaluran kredit ke segmen produktif seiring dengan rencana peningkatan modal inti perseroan menjadi bank umum kegiatan usaha II.
Bank Yudha Bhakti. /bankyudhabhakti
Bank Yudha Bhakti. /bankyudhabhakti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Yudha Bhakti Tbk. bakal meningkatkan porsi penyaluran kredit ke segmen produktif seiring dengan rencana peningkatan modal inti perseroan menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) II.

Direktur Utama Bank Yudha Bhakti Arifin Indra mengatakan sesuai dengan rencana bisnis bank yang diserahkan kepada Otoritas Jasa Keuangan, perseroan menargetkan dapat naik kelas pada 2017.  Dengan naik BUKU, maka porsi penyaluran kredit produktif juga semakin tinggi.

Dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/PBI/2012 tertuang bahwa penyaluran kredit di sektor produktif minimal 55% dari total kredit untuk kelompok BUKU I, 60% untuk kelompok BUKU II, 65% untuk kelompok BUKU III, dan 70% untuk kelompok BUKU IV.

“Kami kan ada tiga pilar untuk kredit, yakni konsumer, ritel dan komersial. Saat ini yang paling gede konsumer, tetapi ke depannya akan kami tingkatkan untuk ke segmen produktif supaya comply dengan ketentuan OJK,” ujarnya di Jakarta, Selasa (6/9/2016).

Saat ini, Arifin menyebutkan dari total portofolio kredit perseroan senilai Rp2,9 triliun, porsi kredit produktif sebesar 39%. Untuk meningkatkan porsi kredit produktif, perseroan menyalurkan ke segmen pensiunan yang menjadi fokus bisnis utama.

Kredit pensiunan dipilih karena lebih aman, pasalnya cicilan dapat dipotong dari tunjangan pensiunan yang masuk melalui bank saban bulannya.

Terkait dengan rencana naik BUKU tahun depan, Arifin menuturkan pihaknya mengandalkan suntikan modal dari para pemegang saham melalui skema rights issue. 

Menurutnya, apabila perseroan mengandalkan laba dari pertumbuhan organik, untuk bisa mencapai modal inti Rp1 triliun memerlukan waktu yang lebih lama.

Per Juni 2016, modal inti emiten dengan kode saham BBYB ini tercatat senilai Rp602 miliar atau masih memerlukan Rp400 miliar untuk bisa mencapai Rp1 triliun.

Sebelumnya, Arifin menuturkan rencana naik BUKU ini bisa lebih cepat apabila PT Asabri (Persero) menambah modalnya hingga menjadi pemegang saham pengendali. Saat ini, PT Gozco Capital masih menjadi pemegang saham pengendali dengan porsi saham sebesar 41,89%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper