Bisnis.com, JAKARTA - Minggu silam BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan penghargaan "The Best Employer" dari AON Hewitt. Entah apa yang menjadi kriteria penilaian dari AON Hewitt sehingga BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan penghargaan seperti itu.
"Seyogianya BPJS Ketenagakerjaan tidak serta merta menerima begitu saja sebuah penghargaan seperti itu. Karena sebaiknya lembaga ini berkaca terlebih dahulu apakah sudah benar-benar sudah menyelesaikan pekerjaan rumah yang terbengkalai dari masalah sumber daya manusia secara internal," kata Poempida Hidayatulloh, Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan kepada Bisnis.com malam ini (Minggu, 11/9/2016).
Dalam pandangan ayah lima anak itu, tanpa masuk ke wilayah yang lebih teknis, paling tidak ada dua masalah yang belum juga terselesaikan.
Pertama, berkaitan dengan basis pelaksanaan UU dan Rekomendasi DPR RI yaitu masalah tenaga kerja alih daya (outsourcing).
Kedua, bersinggungan dengan proses rekrutmen karyawan yang tidak sesuai kriteria dan sedang dibicarakan di ranah publik via jaringan sosmed.
"Saya pribadi sebagai Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, mengingatkan direksi agar tidak dengan mudah puas dengan diberikannya penghargaan tersebut. Jangan menciptakan budaya complacent di lembaga ini," tegasnya.
Poempi mengingatkan pihak AON Hewitt agar lebih berhati-hati memberikan penghargaan seperti itu tanpa menjelaskan kriterianya. "Karena akan mempertaruhkan reputasi kedua lembaga."
Ia menyarankan lebih baik membudayakan otokritik agar ke depan tercipta suatu lembaga yang terus memacu diri dalam melakukan perbaikan.
Sustainabilitas BPJS Ketenagakerjaan tidak tergantung dari berapa banyak awards yang diterimanya, namun kepercayaan peserta kepada bagaimana berjalannya proses pengelolaan dana jaminan sosial sehingga memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk para peserta.