Bisnis.com,JAKARTA - Produk uang elektronik (e-money) kini sudah lazim dijumpai dan digunakan terutama di kota-kota besar. Selain lewat kartu, e-money juga bisa diaplikasikan ke ponsel.
Hampir seluruh bank besar di Indonesia sudah mempunyai produk ini. Namun, sesungguhnya Indonesia amat tertinggal dari negara lain untuk urusan rekening bank elektronik.
Mungkin tak banyak yang tahu kalau rekening bank elektronik Indonesia justru terinspirasi dari produk serupa di Kenya, Afrika. Bahkan PT Bank Mandiri Tbk., salah satu bank terbesar di Tanah Air sampai mengirim tim ke sana untuk menimba ilmu.
Namanya M-Pesa. M berarti mobile, dan Pesa berarti uang dalam bahasa setempat. M-Pesa dikembangkan oleh operator terbesar di Kenya, Safaricom yang menyediakan layanan perbankan melalui telepon seluler.
Hanya dengan ponsel 'jadul', nasabah dapat menabung, mengirim uang dan membayar tagihan rutin seperti air dan listrik tanpa harus mempunyai rekening bank dalam arti fisik.
Dengan penetrasi perbankan yang hanya mencapai 40% dari populasi, M-Pesa menjadi solusi bagi penduduk Kenya untuk mendapatkan akses layanan finansial.
Pada tahun 2013, nasabah M-Pesa mencapai angka 17 juta pelanggan atau sekitar 70% dari total populasi orang dewasa di Kenya. Di periode yang sama layanan ini juga menghasilkan pendapatan US$300 juta untuk Safaricom.
Dalam hal penetrasi perbankan, Indonesia dan Kenya punya kemiripan. Achmad Nusjirwan Sugondo, Senior Vice President Product & Costumer Experience Head PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) mengatakan, penetrasi produk bank di Indonesia baru sekitar 30%.
"Ada 100 juta orang dewasa di Indonesia yang punya ponsel tapi tidak punya rekening bank," katanya.
Menurutnya, hal tersebut bisa dijembatani dengan membuat produk bank yang memadukan antara telekomunikasi dan perbankan. Sayangnya, kata pria yang akrab disapa Irwan ini, bank dan perusahaan telekomunikasi belum banyak yang satu visi.
Masing-masing berebut pasar di segmen yang potensinya masih menganga lebar ini. Padahal kalau niat baiknya adalah memasyarakatkan layanan keuangan, kedua industri ini harusnya bergandengan.
Hal itulah yang coba diinisiasi BTPN dengan mengajak Telkomsel sebagai operator telekomunikasi terbesar di Indonesia. Menurut Irwan, kedua industri ini tetap saling membutuhkan. Sejak diluncurkan akhir tahun lalu, produk BTPN yang diberi nama BTPN wow sudah menjangkau lebih dari satu juta nasabah dengan jaringan agen mencapai 61.000.
Husnul Yakin, salah satu agen BTPN di Cisarua, Bogor menuturkan, pengalamannya selama menwarkan produk bank lewat ponsel. Awalnya banyak masyarakat yang tak percaya bisa punya rekening bank hanya dengan ponsel.
"Karena selama ini masyarakat di sini masih berpikir kalau bank itu ribet. Susah punya rekening di bank," katanya.
Namun, karena terus mencoba, akhirnya kini nasabah yang terdaftar di bawahnya sudah lebih dari 300 orang. Santi, salah seorang nasabah yang diajak Husnul mengatakan dengan punya rekening bank di ponsel kini dia tak perlu lagi jauh-jauh ke bank.
Bahkan kalau hanya sekedar mengirim uang atau membayar tagihan BPJS, dia tak perlu lagi ke kantor cabang. Cukup dari ponsel, seluruh tagihan bisa langsung dilunasi.