Bisnis.com, JAKARTA—Pangsa pasar yang kecil di bidang teknologi keuangan global membuat peluang pengembangan financial technology di Indonesia terus terbuka lebar.
Eni Panggabean, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, mengatakan transaksi di sektor teknologi keuangan (financial technology / fintech) Indonesia baru setara 0,6% atau US$14 miliar dari total transaksi fintech global.
“Angka tersebut kami yakini akan terus bertambah. Oleh karena itu, regulator mencoba cermati lebih jauh tentang fintech terutama dalam hal mitigasi risiko dan perlindungan konsumen,” tuturnya di sela peresmian Bank Indonesia Fintech Office, di Jakarta, Senin (14/11/2016).
Pengembangan teknologi jasa keuangan diyakini bank sentral mampu menggerakkan bisnis start-up yang notabene usaha kecil dan menengh (UKM). Praktik bisnis yang dilakukan pengusaha start-up jadi lebih efisien dan produktif karena memberikan akses finansial yang lebih luas kepada masyarakat.
Guna mengakomodir pelaku bisnis start-up di bidang teknologi jasa keuangan, BI mendirikan Fintech Office. Infrastruktur ini diharapkan bisa membuat perkembangan fintech lebih baik dan terarah. Fintech Office ini digagas melalui koordinasi BI, OJK, Badan Ekonomi Kreatif, dan Kominfo.