Kabar24.com, BALIKPAPAN--PT Zurich Topas Life optimistis produk asuransi dwi guna yang baru diluncurkan, yakni Zurich Pro-Fit 8, mampu terserap secara maksimal oleh masyarakat, khususnya pada segmen kelas menengah atas.
Head of Propositions PT Zurich Topaz Life Simon Price mengatakan Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan masyarakat kelas menengah yang pesat. Sejalan dengan meningkatnya taraf hidup, maka pemahaman mengenai resiko atas perencanaan keuangan yang buruk juga meningkat.
"Jadi permintaan atas asuransi memang masih tinggi, di samping itu pemahaman atas resiko keuangan ini juga belum sepenuhnya merata. Masih ada penduduk kelas menengah atas yang belum mengasuransikan uangnya," jelas Simon, belum lama ini.
Menurutnya, Zurich Pro-Fit 8 (Zurich Protection and Benefit 8) merupakan produk asuransi yang dapat memenuhi kebutuhan proteksi masyarakat kelas menengah atas yang saat ini belum tergarap potensinya.
Adapun manfaat yang ditawarkan dari produk tersebut adalah jaminan cashback tahunan dan hasil investasi potensial dari penempatan jenis dana investasi unit link. Zurich Pro-Fit 8 sendiri didesain untuk kebutuhan perencanaan keuangan untuk berbagai keperluan di masa mendatang.
Oleh karena itu, Zurich Pro-Fit 8 juga dianggap mampu mengakomodir kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh dua produk sebelumnya, yakni Mahacita Protection yang menyasar nasabah kelas atas dan Prestigio yang menyasar nasabah kelas menengah bawah.
Saat ini, sebagai produk yang pertama kali diluncurkan Prestigio berkontribusi sebesar 50% dari portofolio premi yang dikeluarkan oleh Zurich. Sementara kontribusi premi dari nasabah di Kaltim, Kalsel, dan Kaltara mencapai 5% secara nasional.
Meskipun kondisi perekonomian Kaltim belum membaik secara umum, Zurich tetap optimistis produk terbarunya itu tetap dapat diterima masyarakat. Sebab asuransi merupakan investasi jangka panjang yang bermanfaat bagi nasabahnya.
"Karena sifatnya jangka panjang, jadi kondisi perekonomian juga tidak akan selamanya menurun. Selain itu, asuransi itu sifatnya proteksi jangka panjang, perencanaan keuangan akan semakin berat kalau asuransi ditunda-tunda," tukas Simon.