Bisnis.com, MAKASSAR - Program hilirisasi sejumlah sektor potensial di Sulawesi Selatan melibatkan secara aktif perbankan sebagai upaya optimalisasi realisasi perencanaan tersebut.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel Hadi Basalamah mengatakan pelibatan pihak perbankan tersebut diproyeksikan mampu mendukung peningkatan kapasitas bisnis UKM yang berbasis hilirisasi.
Adapun dalam program tersebut menggandeng PT Bank Negara Indonesia Tbk. dari pihak perbankan untuk mendukung program hilirisasi industri yang bergerak pada sektor potensial.
"Kami harap skema kerjasama ini bisa berjalan efektif mulai tahun depan, yang mana BNI nantinya tidak hanya mendukung dari sisi penyaluran kredit tetapi juga pengembangan kualitas pelaku UKM yang berbasis hilirisasi," katanya usai penandatanganan MoU Pemprov Sulsel dan BNI, Kamis (29/12/2016).
Hadi menjelaskan, pihaknya akan segera melakukan pendataan dan verifikasi awal pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) potensial di Sulsel yang memiliki potensi melakukan kegiatan hilirisasi atau pengolahan komoditas unggulan lebih memiliki nilai tambah.
Untuk jangka panjang, lanjutnya, jalinan kerjasama tersebut merupakan pula rangkaian program doversifikasi komoditas ekspor yang selama ini berbentuk raw material menjadi barang jadi dengan nilai lebih tinggi.
Selain itu, dukungan perbankan dalam hal ini BNI akan lebih mendorong peningkatan daya saing pelaku UKM berbasis hilirisasi di tingkat nasional maupun global menjelang perdagangan bebas lintas Asean.
Di sisi lain, pelibatan perbankan dalam kerangka hilirisasi mengacu pula RPJMD 2013-2018 Sulawesi Selatan yang mana pada 2017 berfokus pda pada pengembangan kawasan strategis mencakup hilirisasi industri agroindustri di daerah tersebut.
Menurut Hadi, engembangan hilirisasi diharapkan pula mampu memcau produktivitas komoditas seiring dengan kepastian penyerapan oleh industri pengolahan. Sesuai dengan RPJMD, diantaranya produksi kakao pada 2018 mendatang mampu mencapai 300.000 ton dengan nilai Rp9,6 triliun, kemudian rumput laut 4,28 juta ton seiring dengan pengembangan sektor hulu yang dilakukan secara simultan dengan pengembangan hilirisasi industri.
Dalam kesempatan sama, Pemimpin BNI Wilayah Makassar Slamet Djumantoro mengatakan ruang lingkup kerjasama tersebut tidak hanya berfokus pada hilirisasi sektor agroindustri dan pertambangan, tetapi juga mencakup peningkatan SDM serta fasilitasi promosi produk UKM.
"Jadi kami tidak hanya menyalurkan pinjaman untuk hilirisasi kepada UKM, namun juga pendampingan secara berkelanjutan hingga kerjasama dalam bidang penelitian, modernisasi alat produksi serta mendorong serifikasi produk yang dihasilkan," paparnya.
Slamet menjelaskan, untuk penyaluran kredit sendiri akan mengacu pada data pelaku UKM yang diusulkan Pemprov Sulsel untuk kemudian dilakukan verifikasi kelayakan sebagai debitur dan tetap mempertimbangkan jaminan garansi dari pemerintah provinsi.
Menurutnya, terdapat sejumlah fasilitas kredit modal kerja yang bisa disalurkan perseroan melalui program tersebut dengan plafon maksimal hingga Rp100 miliar jika potensi dan kapasitas bisnis UKM dinilai layak.
"Ada beragam opsi kredit yang bisa kami salurkan melalui kerjasama ini,mulai dari KUR hingga kredit produktif lainnya yang dikhususkan bagi pelaku UKM," kata Slamet.
Head of PCR BNI Wilayah Makassar Jusran Buraera menambahkan, jalinan kerjasama itu diestimasi mendorong performa penyaluran pinjaman perseroan untuk segmen produktif.
"Untuk tahun ini pertumbuhan segmen produktif sudah 17%, tentu adanya kerjasama ini akan lebih meningkat lagi dengan kualitas kredit yang tetap terjaga," paparnya.