Bisnis.com, JAKARTA--PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mencatat laba senilai Rp10,76 triliun pada tahun lalu. Nilai tersebut turun 30,93% dibandingkan realisasi laba 2015 sebesar Rp 15,58 triliun.
Laba tersebut turun lantaran pemerintah telah mencabut subsidi pelanggan 900 volt ampere (VA), namun tidak menaikkan tarif pelanggan ini.
Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Erwin Hidayat Abdullah mengatakan pendapatan usaha PLN pada 2016 tercatat mencapai Rp 222,65 triliun atau Rp 5 triliun lebih tinggi dari realisasi tahun sebelumnya Rp 217,34 triliun.
Meski demikian, laba perseroan justru turun, yakni dari Rp 15,58 triliun pada 2015 menjadi Rp 10,76 triliun pada 2016.
“Ini disebabkan karena selisih harga jual, karena ada kelompok pelanggan yang tidak lagi disubsidi, yakni pelanggan 900 VA, tetapi tarifnya tidak dinaikkan pemerintah," kata dia dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (24/1).
Adapun awalnya pemerintah berencana menerapkan tarif keekonomian bagi pelanggan 900 VA sejak 2016.
Namun lantaran terkendala masalah data pelanggan yang layak dan tidak layak menerima subsidi, penerapan kebijakan ini baru dapat dilakukan pada awal 2017.
Meskipun, subsidi untuk pelanggan 900 VA ini telah dicabut mulai 2016.