Bisnis.com, JAKARTA— Berdasarkan jenis penggunaannya, perlambatan kredit perbankan pada akhir tahun lalu terjadi baik pada kredit modal kerja (KMK) maupun kredit investasi (KI). KMK tersalurkan Rp2.042,1 triliun atau tumbuh 6,7% (yoy) padahal bulan sebelumnya tumbuh hingga 7,2% (yoy).
Sementara itu, pertumbuhan kredit investasi tumbuh melambat dari 11,9% (yoy) per November tahun lalu menjadi 8,8% (yoy) per Desember. Dengan kata lain per Desember tahun lalu, KI yang tersalurkan sejumlah Rp1,114,9 triliun.
Perlambatan KMK dan KI terutama dipicu perlambatan pertumbuhan kredit yang disalurkan sektor industri pengolahan serta ke perdagangan, hotel, dan restoran (PHR).
Penyaluran KMK ke industri pengolahan tumbuh 1,8% (yoy) per Desember, melambat dibandingkan dengan November 2,1%. Yang berupa KI tumbuh 3,8% (yoy), juga melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 7,7%.
Untuk KMK ke sektor PHR per akhir tahun lalu hanya tumbuh 5,8%, padahal bulan sebelumnya mencapai 6,9%. Demikian pula kredit investasinya, hanya tumbuh 8,8% per Desember sedangkan per November ngebut sampai 13,5%.
