Bisnis.com, JAKARTA—PT Astra Sedaya Finance berencana meningkatkan porsi pinjaman luar negeri untuk memenuhi kebutuhan pendanaan tahun ini yang diperkirakan mencapai Rp15 triliun.
Direktur Keuangan PT Astra Sedaya Finance (ASF) Samuel Manasseh mengatakan dalam waktu dekat pihaknya berencana melakukan kunjungan ke beberapa negara untuk mendapatkan pinjaman dari luar negeri atau offshore loan.
“Dalam waktu dekat kami berencana melakukan kunjungan ke beberapa negara untuk menjajaki fasilitas pinjaman, tetapi kami belum bisa sebutkan negaranya dan target pinjamannya,” kata Samuel, Kamis (30/3/2017).
Dia menuturkan, porsi pendanaan dari pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri di tahun ini diprediksi akan memiliki porsi yang tidak berbeda jauh. Menurutnya, porsi pendanaan dari pinjaman luar negeri di tahun ini juga diprediksi meningkat lantaran biaya swap cukup kompetitif ditengah stabilnya nilai tukar rupiah.
“Kami terus melihat peluang sumber pendanaan mana yang bisa mengoptimalkan kinerja perusahaan, untuk offshore loan kami lihat currency swap ini sedang bagus,” ujarnya.
Lebih lanjut, Samuel mengungkapkan pada akhir tahun lalu pihaknya telah mendapatkan pendanaan sebesar US$200 juta dari sindikasi bank Jepang. Selain itu, perseroan juga mendapatkan fasilitas pinjaman dari CTBC di luar negeri sebesar US$150 juta.
Menurutnya, sejumlah pendanaan yang didapatkan itu akan dipergunakan sebagai modal kerja perusahaan. Sepanjang 2017, perusahaan pembiayaan menjadi bagian dari Astra Credit Companie (ACC) itu menargetkan penyaluran pembiayaan Rp25 triliun.
Sementara itu, sekitar 35% sumber pendanaan ASF berasal dari obligasi. Lalu diikuti oleh pembiayaan bersama (joint financing) sebanyak 30%, pinjaman dalam negeri sekitar 20% dan sisanya 15% bersumber dari pinjaman luar negeri.
Selain mencari sumber pendanaan dari pinjaman luar negeri, pada awal tahun ini ASF juga telah menerbitkan obligasi melalui Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) III tahap III senilai Rp2,5 triliun. Dia menyatakan penerbitan obligasi dilakukan untuk menopang penyaluran pembiayaan dan refinancing utang yang telah jatuh tempo.