Bisnis.com, JAKARTA – Penyertaan saham oleh perusahaan modal ventura mengalami lonjakan pertumbuhan pada Februari 2017 di tengah anjloknya lini pembiayaan bagi hasil.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Statistik Pembiayaan per Februari 2017, yang dikutip Selasa (18/4/2017), menunjukkan nilai total pembiayaan sektor modal ventura mencapai Rp6,94 triliun.
Realisasi itu mengalami penurunan sekitar 1,19% (year-on-year/yoy) sebab pada akhir tahun sebelumnya nilai total pembiayaan sektor tersebut mencapai Rp7,03 triliun.
Bila dirincikan, maka penyaluran dana pada sektor tersebut masih dominan terjadi dalam bentuk pembiayaan bagi hasil, yakni mencapai Rp4,04 triliun. Namun, lini pembiayaan ini mengalami penurunan sekitar 14,78% (yoy).
Lini penyertaan saham tumbuh hingga 44,75% (yoy) menjadi Rp1,94 triliun, sedangkan jenis pembiayaan obligasi konversi bertumbuh sebesar 23,67% (yoy) atau menjadi Rp577 miliar.
Andi Buchari, Wakil Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Modal Ventura, baru-baru ini menjelaskan penyertaan saham atau equity participation merupakan inti dari industri modal ventura. Otoritas Jasa Keuangan pun telah mendorong upaya revitalisasi sektor modal ventura agar lebih dominan melakukan penyertaan saham kepada usaha rintisan dan UMKM.
Pada akhir 2015, OJK telah menerbitkan empat Peraturan OJK untuk mendukung langkah revitalisasi tersebut.
“Itu yang diharapkan oleh OJK, ke kembali ke khitah, sehingga perusahaam modal ventura tidak membiayai seperti kredit pada perbankan,” ungkapnya kepada Bisnis.
Adapun, hingga akhir 2016 penyaluran pembiayaan modal ventura bertumbuh sekitar 18,22% (yoy) atau menjadi Rp8,14 triliun.
Lini pembiayaan bagi hasil bertumbuh 10,05% (yoy), yakni menjadi Rp5,63 triliun. Obligasi konversi bertumbuh 32,59% (yoy) dan penyertaan saham meningkat hingga 44,75% (yoy).