Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Dorong Enam Inisiatif untuk Kendalikan Inflasi Medis dan Rasio Klaim Kesehatan

OJK dorong enam inisiatif untuk menekan inflasi medis dan rasio klaim asuransi kesehatan yang mencapai 139,5% per kuartal III/2024.
Karyawan beraktivitas di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Kamis (4/7/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Kamis (4/7/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong enam inisiatif untuk mengendalikan tingginya inflasi medis dan rasio klaim kesehatan. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat rasio klaim asuransi kesehatan mencapai 139,5% per kuartal III/2024. 

Hal tersebut mencerminkan nilai klaim yang dibayarkan jauh melebihi premi yang diterima. Data AAJI menunjukkan premi asuransi kesehatan hanya mencapai Rp14,98 triliun, sementara klaim yang dibayarkan melonjak hingga Rp20,91 triliun, meningkat 37,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp15,24 triliun.

Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Iwan Pasila, mengatakan untuk mengatasi tekanan ini, OJK merancang sejumlah inisiatif yang akan mendorong perusahaan asuransi kesehatan memperkuat ekosistem mereka. Iwan menjelaskan ada enam langkah yang akan menjadi fokus utama.

"Peningkatan kapabilitas digital yang memungkinkan koneksi langsung antara perusahaan dan rumah sakit secara host-to-host,” kata Iwan kepada Bisnis.com, Minggu (22/12/2024). 

Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi proses administrasi dan meminimalisasi potensi penyalahgunaan layanan medis. Selain itu, perusahaan asuransi juga didorong untuk melakukan peninjauan berkala terhadap penggunaan layanan medis di rumah sakit. Tinjauan ini bertujuan memastikan bahwa setiap layanan yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pasien dan tidak terjadi overuse yang memperbesar biaya klaim.

OJK juga akan mendorong pembentukan Medical Advisory Board di setiap perusahaan asuransi kesehatan. Dewan ini nantinya akan memberikan masukan terkait jalur klinis (clinical pathways) yang tepat dalam pemberian layanan medis dan efektivitas obat yang digunakan. Langkah ini diyakini dapat mengurangi risiko overmedication dan memastikan bahwa pasien menerima layanan yang sesuai dengan standar medis.

Di samping itu, Iwan menekankan pentingnya melakukan peninjauan ulang terhadap produk asuransi kesehatan yang beredar di pasaran. Produk asuransi yang dirancang ke depan diharapkan memiliki fitur co-sharing, di mana peserta asuransi turut menanggung sebagian kecil biaya layanan kesehatan yang mereka terima. Skema ini dipercaya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menggunakan layanan medis secara lebih bijaksana.

Lebih lanjut, OJK juga ingin memastikan bahwa setiap produk asuransi memiliki fitur yang memungkinkan koordinasi dengan BPJS Kesehatan (CoB). Dengan demikian, ketika peserta asuransi menerima layanan yang juga ditanggung BPJS Kesehatan, biaya dapat dikelola lebih efisien dan perusahaan asuransi tidak harus menanggung keseluruhan beban klaim.

Iwan menegaskan bahwa promosi pola hidup sehat juga menjadi fokus OJK dalam menekan inflasi medis di masa depan. Dengan mendorong perusahaan asuransi untuk berperan aktif dalam edukasi dan program gaya hidup sehat, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya pencegahan penyakit. Upaya ini pada akhirnya akan berdampak positif dalam menekan angka klaim di kemudian hari.

“Untuk itu, OJK akan dorong enam inisiatif bagi perusahaan asuransi yang akan memasarkan asuransi kesehatan untuk memperkuat ekosistem asuransi kesehatan dan memberi nilai tambah bagi ekosistem ini,” kata Iwan.

Terakhir Iwan mengakui tiingginya inflasi medis merupakan fenomena global yang terjadi di berbagai negara, tidak hanya di Indonesia. Menurutnya, berdasarkan studi Global Medical Trend Reports yang dilakukan oleh Willis Towers Watson dan AON, inflasi medis secara konsisten berada di atas inflasi umum, bahkan mencapai dua hingga tiga kali lipatnya.

“Dari beberapa studi tentang Global Medical Trend Reports oleh Willis Towers Watson dan AON, tren inflasi medis yang jauh berada di atas inflasi umum terjadi di semua negara, tidak hanya di Indonesia. Inflasi medis ini berkisar antara 2-3 kali inflasi umum. Ada tiga penyebab utama inflasi medis yang tinggi ini, yaitu kecenderungan overuse layanan medis, overuse layanan obat, dan perilaku hidup kurang sehat dari masyarakat pengguna asuransi kesehatan,” kata Iwan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper