Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Sinarmas Tbk. memutuskan untuk tidak membagikan dividen dari keuntungan dari tahun buku 2016 yang berjumlah total Rp370,65 miliar.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pemegang saham di Jakarta, Selasa (9/5/2017) menyetujui penggunaan laba untuk memupuk modal perseroan.
“RUPST menyetujui senilai Rp500 juta akan digunakan sebagai dana cadangan dan sejumlah Rp370,15 miliar akan digunakan untuk memperkuat permodalan perseroan dan dicatat sebagai laba yang ditahan,” kata Direktur Utama Bank Sinarmas Freenyan Liwang lewat keterangan tertulisnya.
Ke depan, perseroan berencana terus melakukan penguatan modal. Salah satu strateginya yakni lewat penerbitan waran. Akan tetapi perseroan belum menjelaskan secara lebih rinci terkait nominal dan waktu pelaksaannya.
“RUPST menyetujui pemberian kewenangan kepada dewan komisaris untuk melaksanakan peningkatan modal perseroan sehubungan dengan pelaksanaan Waran Seri II dan Waran Seri III.”
Sebagaimana diketahui, pada tahun ini, emiten berkode saham BSIM tersebut memiliki Waran yang jatuh tempo.
Dikutip dari data idx.com, Waran Seri II PT Bank Sinarmas Tbk. sebanyak 128.834.739 waran yang diterbitkan pada 29 Juni 2012 akan jatuh tempo pada 29 Juni tahun ini.
Sementara itu, pada Mei tahun lalu, Bank Sinarmas melakukan penawaran umum terbatas II (PUT II) kepada para pemegang saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Dana yang diperoleh dari PUT II sebesar Rp435,70 miliar digunakan untuk alokasi modal inti sebesar Rp104,18 miliar dan biaya penawaran umum sebesar Rp5,28 miliar. Perseroan masih memiliki sisa dana hasil PUT II tersebut sebesar Rp326,24 miliar.
Sepanjang 2016 lalu, Bank Sinarmas mencatatkan pertumbuhkan dalam sejumlah indicator utama. Perseroan membukukan kenaikan aset sebesar 11,93% menjadi Rp31,2 triliun.
Peningkatan aset terutama disebabkan penyaluran kredit yang mencapai Rp19,4 triliun atau tumbuh 10,58%. Komposisi penyaluran kredit Bank Sinarmas didominasi oleh kredit segmen modal kerja yang mencapai Rp9,9 triliun, tumbuh 2,25% secara yoy dan mengambil porsi 51,42% dari total kredit.
Kemudian, dana pihak ketiga yang dihimpun juga meningkat 12,17% menjadi Rp25,1 triliun yang mayoritas berasal dari peningkatan dana murah.
Faktor kenaikan pendapatan operasional menjadi Rp2,4 triliun serta peningkatan beban operasional lainnya yang berjumlah Rp1,9 triliun membuat laba BSIM sepanjang tahun lalu mencapai Rp371 miliar. Nilainya naik Rp185 miliar atau 100,19% dibandingkan tahun sebelumnya.
Aksi penambahan modal dari PUT II di 2016, dan pelaksanaan exercise waran seri II dan seri III pada November tahun lalu serta pertumbuhan laba bersih, membuat ekuitas BSIM terkerek sebesar 21,96% menjadi Rp4,5 triliun.