Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. akan memacu pengembangan digital banking dan mobile banking untuk mendorong pendapatan berbasis komisi (fee based income/FBI).
Direktur Konsumer Bank BRI Sis Apik Wijayanto mengatakan, pada tahun ini target pertumbuhan FBI yang dipatok perseroan cukup tinggi.
"Untuk laba dari sisi FBI, kami harapkan bisa tumbuh menjadi Rp12,5 triliun dari tahun lalu yang berjumlah Rp9,2 triliun. Karena itu kami akan meningkatkan FBI dari transaksi-transaksi e-channel," katanya, belum lama ini.
Dia menjelaskan, beragam strategi yang disiapkan perseroan mulai dari penambahan jaringan ATM, EDC, agen brilink, meningkatkan transaksi trade finance, dan kartu kredit. Tak kalah penting, BRI juga akan lebih aktif mengajak nasabah untuk memanfaatkan mobile banking dan internet banking.
Salah satu caranya yakni lewat program crossselling sehingga tiap nasabah pengguna kartu akan diarahkan untuk aktif menggunakan transaksi internet dan mobile banking.
Menurutnya, potensi akses mobile banking dan internet banking sangat tinggi mengingat dari 48 juta nasabah pengguna kartu BRI, saat ini jumlah user mobile banking baru mencapai 15 juta dan internet banking 5 juta.
"Aksi konkrit kami menambah user internet dan mobile banking. Tahun ini targetnya bisa tumbuh 30% user baik dari nasabah baru maupun existing pengguna kartu. [Penambahan] Ini akan kami kejar terus secara bertahap," paparnya.
Lebih lanjut, dia mengakui mobilisasi nasabah pengguna kartu untuk menjadi pengguna internet banking masih terkendala kekhawatiran sebagian masyatakat, terutama terkait keamanan transaksi. Di sisi lain, masalah infrastruktur teknologi yang belum merata di seluruh daerah juga menjadi kendala tersendiri.
"Tetapi saya yakin jumlah transaksi dan user internet banking ini akan bertambah karena orang akan semakin dimudahkan daripada harus datang ke gerai atau cabang konvensional. Sekarang trennya masyarakat belanja online, bahkan untuk beli pulsa. Semua transaksi lewat digital banking itu bisa menambah fee kami."
Seiring dengan arah strategi menuju digitalisasi perbankan tersebut, BRI juga akan lebih selektif membangun cabang konvensional. Sebaliknya, BRI mengalokasikan modal sebesar Rp2,5 triliun untuk belanja teknologi, termasuk membiayai pembangunan cabang digital.
Saat ini BRI memiliki 13 cabang digital yang tersebar di 10 pusat perbelanjaan dan 3 bandara di beberapa kota. Sampai akhir tahun, BRI menargetkan mampu memiliki 25 cabang digital.
"Untuk cabang konvensional, tidak kami tutup, tetapi kalau kurang produktif mungkin akan kami relokasi. Kami juga akan lebih selektif dalam membangun cabang konvensional yang baru."