Bisnis.com, JAKARTA – Tren penyaluran kredit ekspor dan impor pada tahun ini diyakini masih berprospek cerah.
Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengatakan bahwa permintaan kredit ekspor masih didorong oleh kenaikan harga komoditas.
“Permintaan kredit ekspor yang utama adalah didorong oleh tren kenaikan harga komoditas seperti CPO, batubara, karet alam dan timah sejak semester kedua 2016. Kenaikan harga komoditas mendorong produsen komoditas utk memproduksi dan mengekspor,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (17/5/2017).
Menurut Josua, permintaan terhadap kredit ekspor di masa mendatang juga masih akan didorong oleh pergerakan harga komoditas global serta kondisi pertumbuhan ekonomi global yg mempengaruhi volume ekspor.
Disisi lain, lanjutnya, aktivitas ekonomi dalam negeri yang mulai meningkat akan mendorong peningkatan kapasitas produksi sehingga akan mendorong kenaikan kredit impor, antara lain impor bahan baku dan impor barang modal.
Data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) per Februari 2017 menunjukkan penyaluran kredit ekspor terus menunjukkan tren pertumbuhan selama tiga tahun terakhir. Sementara itu, kredit impor justru mencatatkan penurunan.