Bisnis.com, JAKARTA - Penyaluran kredit ke bidang perikanan dan kelautan masih sangat rendah karena terkendala sejumlah alasan, mulai dari faktor sumber daya manusia perbankan yang dinilai belum terlalu memahami karakter bisnis sektor tersebut, hingga tingginya risiko yang membuat bank menjadi enggan.
Direktur Group Pengawasan Spesialis II Otoritas Jasa Keuangan, Irnal Fiscallutfi mengatakan keengganan perbankan masuk ke bidang perikanan dan kelautan antara lain disebabkan oleh segmen bisnis perbankan yang berbeda-beda.
Dia mengakui faktor lain juga turut berpengaruh, seperti keterbatasan data untuk melakukan riset dan ekspansi pembiayaan yang masih dinilai berisiko tinggi. Selain itu, pengelolaan bank juga mengedepankan prinsip prudential sehingga akses pembiayaan terkendala masalah agunan.
"Keengganan bank itu bukan karena kesengajaan. Bank kan maju kalau risikonya rendah," ujarnya, Kamis (18/5/2017).
Data statistik perbankan Indonesia menunjukkan penyaluran dari realisasi penyaluran kredit sektor perikanan sebesar Rp9,14 triliun, nominal kredit bermasalah (non performing loan/NPL) sebesar Rp384 miliar atau sebesar 4,21%.
Di luar itu, Irnal juga mengemukakan alasan lain seperti struktur industri perbankan yang belum efisien sehingga cenderung menerapkan suku bunga relatif tinggi. Selain itu, masih rendahnya penerapan teknologi dalam skema pembiayaan kredit juga menghambat, selain jaringan kantor bank yang masih terbatas sehinga tidak menjangkau nelayan.