Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Ina Perdana Tbk. mengaku pertumbuhan kinerja pada tahun ini tidak terlalu ekspansif karena perseroan tengah fokus dalam pengembangan teknologi. Pada 2018, dengan infrastruktur teknologi yang lebih siap untuk masuk ke segmen ritel, perseroan akan mulai ekspansi kredit.
Direktur Utama Bank Ina Perdana Edy Kuntardjo mengatakan, saat ini perseroan masih dalam tahap persiapan untuk meningkakan infrastruktur sistem teknologi, dari segi bisnis hanya dijaga untuk tetap positif.
“Lihat saja, dengan modal inti sekitar Rp1,1 triliun dan sudah menjadi bank BUKU [bank umum kegiatan usaha] II, posisi kredit kami masih sekitar Rp1,3 triliun. Ruang ekspansi kredit masih besar, tetapi untuk tahun ini, dari segi bisnis kami cenderung maintain terlebih dulu,” ujarnya pada Senin (3/7).
Edy menyebutkan, selain itu ekspansi kredit bank kecil seperti perseroan saat ini memang masih cukup sulit. Pasalnya, masih kerap terjadi takeover debitur oleh bank-bank besar.
Adapun, secara industri, Edy menilai pertumbuhan ekspansi kredit perbankan pada semester I/2017 masih cukup berat. Pasalnya, segmen besar, seperti korporasi masih mengalami konsolidasi.
“Dengan pertumbuhan ekonomi masih sekitar 5% tampaknya cukup sulit untuk melihat geliat pertumbuhan kredit seperti beberapa tahun yang lalu. Minimal dengan pertumbuhan 6% baru bisa mendorong pertumbuhan kredit perbankan lebih besar lagi,” ujarnya.
Dia juga menyebutkan, sejauh ini bank terus mencari strategi agar bisa tetap menjaga laba bersih di tengah tren pertumbuhan kredit yang tidak terlalu besar.
“Salah satu strateginya dengan mengurangi CKPN [Cadangan kerugian penurunan nilai], walaupun dari sisi potensi kenaikan NPL [non performing loan] masih ada pada tahun ini,” ujarnya.