Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bank Milik Anthony Salim (BINA) Melorot jadi Rp68,88 Miliar per Semester I/2024

Laba Bank Ina Perdana (BINA), milik taipan Anthony Salim, turun 40,26% yoy menjadi Rp68,88 miliar per semester I/2024.
Karyawati melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank INA di Jakarta, Senin (22/7/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank INA di Jakarta, Senin (22/7/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) atau Bank INA, milik taipan Anthony Salim, mencatatkan laba bersih Rp68,88 miliar pada semester I/2024, turun 40,26% secara tahunan (year-on-year/yoy), dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya Rp115,31 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Bisnis pada Minggu (4/8/2024), penyusutan laba Bank INA terjadi seiring dengan kinerja pendapatan bunga bersih yang juga turun dari Rp376,81 miliar pada kuartal II/2023 menjadi Rp370,15 miliar pada kuartal II/2024. 

Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) Bank INA pun turun dari 3,27% per Juni 2023, menjadi Rp3,14% per Juni 2024. Adapun, beban operasional bank membengkak dari Rp223,64 miliar pada kuartal II/2023 menjadi Rp274,97 miliar pada kuartal II/2024. 

Alhasil, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pun membengkak dari 81,68% pada Juni 2023 menjadi 90,45% pada Juni 2024. Semakin naik rasio BOPO menunjukkan semakin tidak efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.

Dari sisi intermediasi, Bank INA telah menyalurkan kredit sebesar Rp12,93 triliun, naik 5,5% yoy. Aset bank pun naik 4,72% yoy menjadi Rp23,34 triliun. 

Kualitas aset dilihat dari rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross Bank INA naik dari 1,84% per Juni 2023 menjadi 3,65% per Juni 2024. NPL nett juga naik dari 0,46% menjadi 2,24%.

Dari sisi pendanaan, Bank Ina telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp18,44 triliun, naik 1,24% yoy. Sementara itu, raupan dana murah atau current account saving account (CASA) moncer, naik 15,86% yoy menjadi Rp5,64 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper