Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bank Ina (BINA) Milik Anthoni Salim Turun Jadi Rp110,23 Miliar

PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) milik taipan Anthoni Salim, mencatatkan laba bersih Rp110,23 miliar pada kuartal III/2024.
Karyawati melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank INA di Jakarta, Senin (22/7/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank INA di Jakarta, Senin (22/7/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) atau Bank INA, milik taipan Anthoni Salim, mencatatkan laba bersih Rp110,23 miliar pada kuartal III/2024, turun 35,34% secara tahunan (year-on-year/yoy), dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya Rp170,49 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan, yang dikutip Senin (11/11/2024), kinerja pendapatan bunga bersih alias net interest income (NII) turun tipis 0,41% yoy menjadi Rp564,96 miliar pada September 2024 dari sebelumnya Rp567,28 miliar pada September 2023.

Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) Bank INA menjadi 3,3%, naik 8 basis poin (bps) hingga sembilan bulan di tahun 2024 dari periode yang sama tahun sebelumnya 3,22% pada September 2023.

Selanjutnya, sejumlah pos beban mengalami kenaikan. Misal, beban tenaga kerja yang naik 33,16% yoy menjadi Rp203,37 miliar pada September 2024 dibanding sebelumnya Rp152,73 miliar pada  September 2023. Selanjutnya, beban lainnya naik 15,4% yoy menjadi Rp177,29 miliar.

Beban operasional lainnya milik bank pun membengkak 22,65% yoy menjadi Rp414,13 miliar. Hal ini juga diikuti penurunan laba operasional hingga 34,32% yoy menjadi hanya Rp150,83 miliar dari sebelumnya Rp229,63 miliar.

Alhasil, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pun membengkak menjadi 89,71%, naik 732 bps dari sebelumya 82,39%. Semakin naik rasio BOPO menunjukkan semakin tidak efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.

Dari sisi intermediasi, Bank INA telah menyalurkan kredit sebesar Rp13,25 triliun, naik 7,63% yoy dari sebelumnya Rp12,31 triliun. Meski demikian, aset bank tersebut turun 4,75% yoy menjadi Rp22,44 triliun dari sebelumnya Rp23,56 triliun.

Kualitas aset dilihat dari rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross Bank INA juga mengalami lonjakan 247 bps menjadi 4,46% pada September 2024 dari sebelumnya 1,99% pada September 2023. Kemudian, NPL net juga meningkat 245 bps menjadi 3% dari sebelumnya 0,55%. 

Dari sisi pendanaan, Bank Ina telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp17,09 triliun, turun 11,84% secara tahunan dibanding sebelumnya Rp19,39 triliun. Raupan dana murah atau current account saving account (CASA) juga turun 17,11% menjadi Rp4,2 triliun dari sebelumnya Rp5,06 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper