Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aturan GWM Leveraging Belum Dibutuhkan Saat Lebaran

Bisnis.com, JAKARTA -- Penerapan aturan baru mengenai giro wajib minimum rata-rata atau GWM Averaging dinilai belum akan berdampak secara signifikan saat ini, karena secara umum kondisi likuiditas perbankan masih longgar.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja (kanan) menjawab pertanyaan wartawan disela paparan kinerja perseroan di Jakarta, Kamis (20/4)./JIBI-Endang Muchtar
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja (kanan) menjawab pertanyaan wartawan disela paparan kinerja perseroan di Jakarta, Kamis (20/4)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA -- Penerapan aturan baru mengenai giro wajib minimum rata-rata atau GWM Averaging dinilai belum akan berdampak secara signifikan saat ini, karena secara umum kondisi likuiditas perbankan masih longgar.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja menilai penerapan GWM averaging belum maksimal dilakukan karena saat ini likuiditas perbankan sedang longgar. Setelah periode Lebaran, menurut Jahja, likuiditas telah kembali ke perbankan, sedangkan permintaan kredit belum bertambah signifikan.

"Kemungkinan perbankan baru akan menggunakan kelonggaram sistem  GWM Averaging pada saat kondisi ketat,"ujarnya kepada Bisnis, Minggu (4/7/2017).

Kewajiban penerapan GWM Averaging telah mulai diberlakukan pada 1 Juli 2017.

Penerapan kewajiban GWM Averaging merujuk pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.19/6/PBI/2017 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 tentang GWM Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional.

Sesuai aturan yang berlaku saat ini, pemenuhan GWM primer dalam rupiah ditetapkan sebesar 6,5% dari dana pihak ketiga (DPK) rupiah dan pemenuhannya dilakukan secara harian.

Dalam aturan GWM rata-rata, penghitungannya dibagi dua, yakni GWM yang wajib dipenuhi secara harian sebesar 5% dari DPK rupiah serta GWM yang wajib dipenuhi sebesar 1,5% dari jumlah rata-rata DPK rupiah selama 2 pekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper