Bisnis.com, JAKARTA—Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan performa industri perbankan per Mei 2017 menunjukkan perbaikan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengatakan, perbaikan tersebut tampak dari kinerja penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh lebih tinggi secara year on year.
OJK mencatat per Mei tahun ini kredit tumbuh 8,71% secara year on year. Persentase ini menunjukkan percepatan pertumbuhan dibandingkan per Mei tahun lalu 8,34% (yoy).
Adapun DPK pertumbuhannya secara year on year lebih besar daripada kredit mencapai 11,18%.
“Dengan demikian kondisi likuiditas bank kita masih baik ditambah pula dengan CAR [capital adequacy ratio] yang juga baik,” tutur Muliaman usai Kunjungan Kerja Presiden RI Joko Widodo ke Bursa Efek Indonesia, di Jakarta, Selasa (4/7/2017).
Sementara itu, untuk rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) dinyatakan OJK, membaik pula. Sampai dengan Mei tahun ini, NPL dijaga pada level 3,07%. Angka ini membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 3,11%.
OJK menilai perbaikan kinerja industri perbankan tersebut ditopang oleh moncernya bisnis bank-bank pelat merah. Kredit bank-bank milih negara per Mei tahun ini tumbuh 14,81% sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga mereka naik 16,77%.
“Malah yang kurang tinggi pertumbuhannya adalah kantor cabang bank asing dan bank swasta nasional nondevisa sehingga menarik ke bawah pertumbuhan kredit dan DPK industri perbankan keseluruhan. KCBA tumbuhnya sekitar 4% sampai 5% saja, ini sebetulnya bukan jelek karena masih sesuai RBB mereka,” kata Muliaman.
Permintaan kredit terutama muncul dari sektor pertanian, perikanan dan infrastruktur yang mencakup kelistrikan serta konstruksi. OJK membukukan sektor pertanian tumbuh 10,8%, perikanan 11,22%, kelistrikan 31,05%, dan konstruksi seitar 24%.