Bisnis.com, PALEMBANG - Kementerian Badan Usaha Milik Negara semakin berambisi mendirikan BUMN University dengan membentuk tim yang akan mengkaji konsep universitas korporat perusahaan pelat merah terpusat di Indonesia.
Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN Hambra mengatakan instansinya masih mencari model ideal untuk mengembangkan BUMN University. Karena itu, sebuah tim akan merumuskan format calon kampus tempat manajemen bakat dan penggodokan calon direksi BUMN tersebut.
“Saya sudah sampaikan ke Ibu Menteri BUMN [Rini M. Soemarno], dalam waktu dekat dibentuk tim untuk menggodok BUMN University. Target akhir 2018 sudah ada keputusan dan 2019 wujudnya kelihatan,” katanya dalam acara diskusi Corporate University Strategy and Implementation di Palembang, Sumatra Selatan, pada Jumat (21/7/2017).
Hambra mengaku telah mengunjungi universitas korporat (corporate university) kepunyaan sejumlah BUMN. Sebagai opsi awal, Hambra mengatakan Kementerian BUMN akan menguji coba sebuah model kampus virtual terlebih dahulu. Kelak, opsi BUMN University lainnya bisa berbentuk badan hukum tersendiri. “Kami akan memilih beberapa tokoh sumber daya manusia yang masuk dalam tim ini.”
Jika nantinya tim menghasilkan opsi kampus riil, Hambra menggadang-gadang Kota Baru Walini—lahan bekas kebun teh PT Perkebunan Nusantara VIII di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat—sebagai pusat BUMN University. Kota baru ini merupakan salah satu lokasi stasiun kereta cepat Jakarta-Bandung.
Menanggapi rencana tersebut, Ketua Umum Forum Human Capital Indonesia (FHCI) Herdy Rosadi Harman mengusulkan kepada Kementerian BUMN agar lebih dulu memanfaatkan universitas korporat milik perusahaan pelat merah yang telah ada. Pasalnya, pendirian sebuah universitas korporat memerlukan sumber daya dan dana yang besar.
“Universitas korporat yang ada dioptimalkan sampai level optimum. Nanti kami akan duduk barang soal bagaimana konsep BUMN University ini,” katanya di tempat yang sama.
Herdy sependapat bila pemerintah menyiapkan calon BUMN University ini dengan membuka kampus atau kelas virtual. Ke depan, menurut dia, format pengajaran virtual akan menjadi tren karena pertemuan fisik pengajar-siswa maksimal 20%-25% saja. “Sekarang setiap pegawai sudah pakai ponsel pintar, yang bisa diisi macam-macam pengetahuan manajemen.”
Pendirian universitas korporat menjadi tren perusahaan-perusahaan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, termasuk di kalangan BUMN. Mereka a.l. PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom).
Herdy menuturkan universitas korporat merupakan transformasi dari badan-badan pendidikan dan pelatihan (diklat) yang lazim dipunyai perusahaan. Bedanya, kata Direktur Manajemen Modal Manusia Telkom ini, universitas korporat mengutamakan paradigma pengajaran yang selaras dengan strategi bisnis perusahaan.
Sementara itu, Senior Vice President Pertamina Corporate University Karantina Marhaeni menjelaskan pembentukan universitas korporat di perusahaan migas tersebut dilandasi kesenjangan antara SDM generasi tua dengan milenial. Di sisi lain, Pertamina berancang-ancang menjadi perusahaan kelas dunia sehingga perlu diperkuat dengan personel berstandar global.
Di Pertamina Corporate University, terdapat tujuh akademi yang mencerminkan bidang usaha Pertamina seperti hulu migas, pengolahan, dan pemasaran. Setiap akademi tersebut dipimpin oleh direktur Pertamina terkait sehingga silabus disesuaikan dengan kepentingan bisnisnya.
Senada, Deputy Senior General Manager Telkom Corporate University Bambang Budiono mengungkapkan kampusnya ingin menyuplai SDM ke Telkom yang bisnisnya kian menggurita. Kini, perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia itu memiliki 72 anak usaha dan perusahaan patungan sampai ke luar negeri.
“Kami kendaraan strategis Telkom untuk mencapai tujuan bisnis. Jadi [pengajaran] harus selaras dengan bisnis perusahaan,” tuturnya.