Bisnis.com, JAKARTA -- Penyaluran kredit investasi ke sektor pertambangan dan penggalian bahan mineral sampai Mei 2017 mengalami peningkatan tipis didorong perbaikan harga komoditas yang menaikkan kepercayaan investor.
Mengacu pada data Analisis Uang Beredar yang dilansir Bank Indonesia, pada Mei lalu kredit investasi yang mengalir ke sektor tersebut mencapai Rp58,3 triliun. Jumlah itu tercatat naik tipis atau sebesar 4,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).
"Kredit jangka panjang untuk investasi dan belanja barang modal di bidang pertambangan meningkat karena masuknya perbaikan harga komoditas membuat investor terutama dari luar negeri mulai masuk kembali," kata Kepala Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness (SIGC) Eric Sugandi kepada Bisnis, Minggu (23/7/2017) malam.
Sementara itu, penyaluran kredit modal kerja (KMK) untuk sektor pertambangan dan penggalian justru mengalami perlambatan pertumbuhan. Total KMK bidang pertambangan dan penggalian justru menurun sekitar 3% yakni dari Rp57,6 triliun pada Mei 2016 menjadi Rp55,9 triliun pada Mei 2017.
Sepanjang lima bulan pertama tahun ini, kredit modal kerja untuk pertambangan dan penggalian terus mencatatkan penurunan dari posisi Rp67,6 triliun pada Januari 2017.
Penurunan tersebut, kata Eric, lebih karena faktor seasonal, yakni adanya momentum Ramadan dan Lebaran yang mengurangi kegiatan dan output produksi. Peningkatan permintaan selama Lebaran tidak diikuti dengan produktivitas karena karyawan banyak yang cuti.
Dia memperkirakan pada semester II/2017, tren kenaikan kredit investasi untuk bidang pertambangan masih akan bertumbuh dengan diiringi peningkatan kualitas kredit.
"Kuncinya di harga komoditas. Ke depan harga komoditas kelihatannya akan sustainable dan lebih tinggi dari tahun lalu walaupun naiknya gak tajam. Saya lihat kredit investasi untuk sektor tersebut akan tumbuh lebih besar dari tahun lalu dan kredit modal kerja juga kemungkinan akan tumbuh lebih besar lagi setelah masuk periode bulan normal," katanya.