Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank MNC Milik Taipan Hary Tanoe Tengah Bersih-Bersih Kredit Bermasalah

PT Bank MNC Internasional Tbk. yang sempat merugi dalam semester I/2017 bakal mempercepat upaya pemulihan kredit bermasalah untuk mengurangi kerugian.
Emiten jasa keuangan milik Grup MNC itu mengantongi 38,95% saham dalam Bank MNC Internasional per 29 Desember 2014. /Bisnis.com
Emiten jasa keuangan milik Grup MNC itu mengantongi 38,95% saham dalam Bank MNC Internasional per 29 Desember 2014. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank MNC Internasional Tbk. yang sempat merugi dalam semester I/2017 bakal mempercepat upaya pemulihan kredit bermasalah untuk mengurangi kerugian.

"Target kami NPL akan dijaga di bawah 4%, tepatnya sekitar 3,5% - 3,9%," kata Presiden Direktur MNC Bank Benny Purnomo kepada Bisnis, pekan ini.

Selama paruh pertama tahun ini, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross perseroan mengalami peningkatan ke level 4,47% dari 3,5% pada semester I/2016. Senada, NPL net pun turut naik ke level 3,87% dari level 2,94% pada Juni lalu.

Benny menjelaskan, kredit bermasalah tersebut mayoritas berasal dari segmen bisnis komersial, terutama sektor energi dan migas. "Kredit bermasalah berasal dari warisan lama, tidak ada yang baru," ujarnya.

Akibat pemburukan kualitas kredit tersebut, walhasil perusahaan publik yang sahamnya dikendalikan oleh taipan Hary Tanoesoedibjo lewat MNC Group tersebut mengalami kerugian sepanjang semester I/2017.

Mengacu pada laporan keuangannya, total kerugian perseroan mencapai Rp51,43 miliar. Padahal, dalam enam bulan pertama tahun lalu, bank tersebut masih membukukan laba sebesar Rp6,63 miliar.

Kerugian tersebut, imbuh Benny, akibat peningkatan cadangan kerugian akibat penurunan nilai. Total pembentukan CKPN Bank MNC per Juni 2017 mencapai Rp87,16 miliar untuk mengantisipasi penurunan kualitas kredit peninggalan manajemen lama.

Lebih lanjut, perseroan menyiapkan sejumlah strategi untuk menurunkan NPL, seperti restrukturisasi, penjualan agunan serta litigasi atau penggugatan para debitur yang nakal.

Seiring dengan proyeksi penurunan NPL, Benny berharap pembentukan laba dapat digenjot sampai akhir Desember 2017. "Saya masih berusaha supaya laba bisa naik sekitar Rp9 miliar - Rp10 miliar," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper