Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prudential Indonesia Catat Unit Linked Sumber Utama Perolehan Premi 2024

PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat sepanjang 2024 meraup premi sebesar Rp20,8 triliun.
Pegawai melayani nasabah di kantor Prudential Indonesia, Jakarta, Kamis (14/11/2024). / Bisnis-Himawan L Nugraha
Pegawai melayani nasabah di kantor Prudential Indonesia, Jakarta, Kamis (14/11/2024). / Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mencatat sepanjang 2024 meraih total pendapatan premi sebesar Rp20,8 triliun.

Tony Benitez, Presiden Direktur Prudential Indonesia menjabarkan dari pendapatan premi tersebut sebesar 75% berasal dari produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit-linked. Sedangkan25% sisanya adalah produk tradisional. 

“Sepanjang 2024 kami bersyukur dapat mencatatkan performa solid, khususnya di tengah tantangan industri akibat inflasi medis serta kondisi ekonomi global yang tidak menentu," kata Tony dalam konferensi pers Kinerja Bisnis Prudential Indonesia 2024 di Jakarta, Kamis (8/5/2025).

Sepanjang 2024, Prudential Indonesia membayarkan total klaim dan manfaat sebesar Rp18,2 triliun kepada lebih dari 1,5 juta klaim peserta. Total klaim tersebut tumbuh 6,9% YoY.

Sementara itu, total aset yang dicatatkan perusahaan pada 2024 sebesar Rp57,6 triliun dan total pendapatan komprehensif tercatat sebesar Rp1,6 triliun.

Dari sisi kesehatan perusahaan, Risk-Based Capital (RBC) Prudential Indonesia tetap terjaga sebesar 417%, jauh di atas ketentuan yang ditetapkan oleh regulator sebesar 120%.

"RBC yang di atas ketentuan regulator ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk senantiasa melindungi nasabah dengan pembayaran klaim dan manfaat yang sesuai ketentuan polis," ujarnya.

Khusus untuk asuransi kesehatan, sepanjang 2024 Prudential Indonesia membayarkan klaim sebesar Rp6,1 triliun. Angka tersebut tumbuh 14% YoY dibandingkan klaim kesehatan pada 2023 sebesar Rp5,3 triliun.

Tony memaparkan bahwa kenaikan klaim kesehatan tersebut berada di bawah inflasi medis nasional pada 2024 sebesar 17,9%.

"Pada tahun ini kami optimistis untuk semakin mendorong pertumbuhan positif yang berkelanjutan," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper