Bisnis.com, JAKARTA –Bank Indonesia melarang melakukan dua kali gesek kartu kredit dan debit di mesin kasih saat berbelanja. Kalangan bankir pun mendukung kebijakan tersebut.
Asosiasi Kartu Kredit Indonesia atau AKKI menyebutkan perlu langkah tegas untuk memberantas merchant yang masih melakukan double swipe pada transaksi nontunai dari kartu debit dan kredit di mesin kasir.
General Manager AKKI Steve Martha mengatakan, jika diperlukan, industri akan meminta bank untuk melakukan pemutusan hubungan kerja sama dengan merchant yang masih melakukan double swiping.
“Soalnya, itu kan untuk keamanan bersama, tetapi memang perlu dibicarakan lebih mendetail,” ujarnya kepada Bisnis pada Selasa (5/9).
Namun, Steve menuturkan, untuk tahap awal, win win solution untuk semua pihak terkait akan menjadi langkah yang harus ditempuh terlebih dulu.
“Nah, kalau ada pihak yang tidak peduli, baru perlu diambil langkah yang lebih drastis,” tuturnya.
Steve menyebutkan, pihak AKKI sudah bicara dengan bank acquirer, atau bank yang melakukan kerja sama dengan pedagang untuk transaksi nontunai, untuk menyampaikan kepada mitra kerja samanya agar tidak melakukan double swipe.
“Soalnya, itu berisiko bagi pemegang kartu, bank, maupun merchant itu sendiri. Kemungkinan terjadinya kebocoran data sangat besar dan berpotensi menimbulkan fraud jika jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab,” sebutnya.
Namun, dia menekankan, kasus masih maraknya double swipe itu tidak berhubungan dengan penjualan data nasabah lewat website. “Soalnya, kalau yang jual data kemarin bukan data valid, itu bukan data detail dari kartu kredit,” ujarnya.