Bisnis.com, JAKARTA - Bank digital milik induk Shopee Sea Group, PT Bank SeaBank Indonesia, berencana untuk mengeluarkan kartu debit fisik pada tahun ini.
Direktur Utama SeaBank Indonesia Sasmaya Tuhuleley menuturkan, penyediaan kartu fisik tersebut seiring dengan upaya perusahaan memenuhi kebutuhan nasabahnya. Menurutnya, ada sebagian nasabah perusahaan yang masih membutuhkan kartu fisik, contohnya untuk bertransaksi di luar negeri.
"Ternyata memang sebagian dari segmen kami itu ada kebutuhan (kartu fisik), mungkin karena dia harus transaksi di luar negeri, atau di dompet harus ada kartu plastik. Mudah-mudahan tahun ini kita akan launching produk itu," jelas Sasmaya dalam media briefing di Jakarta, dikutip Selasa (25/3/2025).
Dia menambahkan, penyediaan kartu debit fisik juga dilakukan untuk melengkapi lini produk SeaBank. Hal tersebut seiring dengan upaya perusahaan untuk terus menambah nasabahnya sepanjang tahun ini.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama SeaBank, Junedy Liu menambahkan, selama ini ada sejumlah nasabah yang mentransfer dananya dari rekening SeaBank ke rekening bank yang telah memiliki layanan kartu debit fisik.
Junedy berharap, kehadiran kartu fisik nantinya akan mempermudah nasabah SeaBank dalam bertransaksi.
Baca Juga
"Jadi kartu debit ini nantinya sebagai pelengkap layanan kami, supaya nasabah bisa masukkan uang dan memungkinkan mereka untuk nanti bisa bertransaksi di jaringan supermarket atau layanan lain," kata Junedy.
Junedy menuturkan, SeaBank menargetkan dapat menambah sebanyak 1 juta nasabah setiap bulannya pada tahun ini. Sehingga, target minimal jumlah nasabah SeaBank hingga akhir 2025 mendatang dipatok pada kisaran 25 juta pengguna.
Dia menambahkan, SeaBank telah memiliki sekitar 17 juta nasabah hingga akhir 2024. Junedy mengatakan, jumlah nasabah tersebut tumbuh sekitar 2 juta dari catatan per Oktober 2024.
Adapun, SeaBank mencatatkan laba bersih Rp378,76 miliar pada 2024. Sasmaya menuturkan, catatan tersebut meningkat sekitar 57% secara year on year (yoy) dibandingkan dengan turun laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp241,47 miliar.
"Pertumbuhan kita pada 2024 juga mengikuti tren industri yang saya lihat memiliki kinerja positif," kata Sasmaya.
Dia melanjutkan, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross terpantau susut dari 1,77% pada 2023 menjadi 1,74% pada 2024. Di sisi lain, NPL nett naik tipis dari 0,16% pada 2023 menjadi 0,17% per akhir 2024.