Bisnis.com, JAKARTA - Bank digital milik induk Shopee Sea Group, PT Bank SeaBank Indonesia, optimistis dapat melanjutkan tren pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada 2025.
Direktur Utama SeaBank Indonesia Sasmaya Tuhuleley menuturkan pihaknya masih menargetkan pertumbuhan DPK sepanjang tahun ini. SeaBank juga membidik pertumbuhan DPK di atas rata-rata industri perbankan.
"Karena DPK kalau secara nasional pertumbuhannya sekitar 5%, mungkin kami di atas itu sedikit, 3% di atas industri, jadi sekitar 8%," kata Sasmaya dalam media briefing di Jakarta, dikutip Selasa (25/3/2025).
Dia menuturkan, sepanjang 2024 lalu SeaBank telah meraup dana pihak ketiga sebesar Rp26,7 triliun, tumbuh 22,05% yoy dibandingkan catatan periode 2023 sebanyak Rp20,81 triliun.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross terpantau susut dari 1,77% pada 2023 menjadi 1,74% pada 2024. Di sisi lain, NPL nett naik tipis dari 0,16% pada 2023 menjadi 0,17% per akhir 2024.
Wakil Direktur Utama SeaBank, Junedy Liu menuturkan, untuk mencapai target tersebut, salah satu fokus perusahaan adalah meningkatkan user acquisition. Dia menuturkan, SeaBank akan meningkatkan penetrasi akuisisi pengguna pada ekosistem e-commerce terafiliasi perusahaan, yakni Shopee.
Baca Juga
Kemudian, SeaBank juga akan meningkatkan akuisisi pengguna di luar ekosistem Shopee. Untuk melakukan hal ini, Junedy menuturkan perusahaan akan bekerja sama dengan banyak komunitas maupun banyak ekosistem digital lainnya untuk berusaha menjaring lebih banyak pengguna.
"Kami juga sudah mulai agresif dari sisi marketing digital, seperti iklan-iklan di Facebook, X, Instagram. Kami melihat memang ada satu peluang lah untuk kita mendapat lebih banyak pengguna dari situ," kata Junedy.
Junedy menuturkan, SeaBank menargetkan dapat menambah sebanyak 1 juta nasabah setiap bulannya pada tahun ini. Sehingga, target minimal jumlah nasabah SeaBank hingga akhir 2025 mendatang dipatok pada kisaran 25 juta pengguna.
Dia menambahkan, SeaBank telah memiliki sekitar 17 juta nasabah hingga akhir 2024. Junedy mengatakan, jumlah nasabah tersebut tumbuh sekitar 2 juta dari catatan per Oktober 2024.
Adapun, SeaBank mencatatkan laba bersih Rp378,76 miliar pada 2024. Sasmaya menuturkan, catatan tersebut meningkat sekitar 57% secara year on year (yoy) dibandingkan dengan turun laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp241,47 miliar.
"Pertumbuhan kita pada 2024 juga mengikuti tren industri yang saya lihat memiliki kinerja positif," kata Sasmaya.
Dia melanjutkan, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross terpantau susut dari 1,77% pada 2023 menjadi 1,74% pada 2024. Di sisi lain, NPL nett naik tipis dari 0,16% pada 2023 menjadi 0,17% per akhir 2024.
"Untuk NPL kita masih mencatatkan hasil yang terjaga," katanya.
Selanjutnya, pendapatan bunga perusahaan tercatat turun dari Rp7,03 triliun pada 2023 menjadi Rp6,53 triliun. Meski demikian, beban bunga SeaBank tercatat turun menjadi Rp1,13 triliun dari sebelumnya Rp1,25 triliun pada 2023.