Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI dan Bank Diskusikan Dana Mengendap Uang Elektronik

Bisnis.com, JAKARTABank Indonesia dan bank penerbit uang elektronik tengah mendiskusikan pemanfaatan dana mengendap di dalam uang elektronik agar dapat dihimpun menjadi dana pihak ketiga (DPK) sehingga bisa disalurkan sebagai kredit.
Presiden Joko Widodo memegang kartu e-Toll seusai peresmian jalan tol Semarang-Solo seksi III Bawen-Salatiga di Gerbang Tol Salatiga, Jawa Tengah, Senin (25/9)./Kementerian Sekretariat Negara
Presiden Joko Widodo memegang kartu e-Toll seusai peresmian jalan tol Semarang-Solo seksi III Bawen-Salatiga di Gerbang Tol Salatiga, Jawa Tengah, Senin (25/9)./Kementerian Sekretariat Negara

Bisnis.com, JAKARTA—Bank Indonesia dan bank penerbit uang elektronik tengah mendiskusikan pemanfaatan dana mengendap di dalam uang elektronik agar dapat dihimpun menjadi dana pihak ketiga (DPK) sehingga bisa disalurkan sebagai kredit.  

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pembahasan mengenai hal tersebut masih didiskusikan oleh bank dan regulator.

“Sedang didiskusikan dengan BI, sekarang dana mengendap uang elektronik masih menjadi kewajiban segera,” katanya menjawab Bisnis, Senin (25/9).  

Menurut pria yang akrab disapa Tiko tersebut, saat ini dana mengendap di dalam keping uang elektronik belum masuk sebagai DPK lantaran dari segi nominal pun belum seberapa besar. Dana mengendap ini masih terhitung sebagai aset lain-lain, mengingat ini bukan produk tradisional bank. 

“Kalau sudah besar sampai Rp1 triliun baru nanti bisa menjadi aset core-nya perbankan. Kalau diperbolehkan menjadi DPK akan menyeimbangkan revenue source kita,” ucapnya.  

Pekan lalu, BI memastikan bahwa dana mengendap di dalam keping uang elektronik tidak dapat dikelola bank untuk disalurkan menjadi kredit.  

Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Pungky P. Wibowo mengatakan, dana mengendap di dalam kartu uang elektronik termasuk kewajiban segera dalam balance sheet suatu bank. 

“Jadi, itu tidak boleh dibuat untuk disalurkan ke kredit. Itu dana pendek sekali, tidak boleh masuk ke kredit karena jangka waktunya bisa tidak pas,” ucapnya kepada Bisnis.  

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja sempat mengutarakan harapannya agar dana mengendap di dalam keping uang elektronik dapat disalurkan sebagai kredit kepada masyarakat. "Soalnya, itu kan dana mengendap," katanya. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper