Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Baru Tumbuh 8,4%, Ini Penyebabnya

Bank Indonesia menyatakan pertumbuhan penyaluran kredit per Agustus 2017 masih di level satu digit, tepatnya 8,4% secara year on year (yoy, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya 7,9% (yoy).
Nasabah berjalan di dekat mesin anjungan tunai mandiri, di Jakarta, Senin (18/9)./JIBI-Dwi Prasetya
Nasabah berjalan di dekat mesin anjungan tunai mandiri, di Jakarta, Senin (18/9)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan pertumbuhan penyaluran kredit per Agustus 2017 masih di level satu digit, tepatnya 8,4% secara year on year (yoy, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya 7,9% (yoy). 

Mengacu pada Analisis Uang Beredar, realisasi penyaluran kredit oleh perbankan pada Agustus mencapai Rp4.514,5 triliun. 

Berdasarkan jenis penggunaannya, peningkatan pertumbuhan kredit perbankan utamanya disebabkan oleh kredit investasi dan kredit konsumsi.

Kredit investasi tercatat sebesar Rp1.123 triliun atau tumbuh 6,8% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 6,2%.

Sejalan dengan hal tersebut, kredit konsumsi juga turut mengalami peningkatan pertumbuhan dari 10,1% (yoy) pada Juli 2017 menjadi 10,2% (yoy) atau sebesar Rp1.316,3 triliun. 

Sementara itu, kredit modal kerja tumbuh melambat dari 7,5% (yoy) pada Juli 2017 menjadi 7,3% (yoy) dengan nominal Rp2.075,3 triliun. 

Akselerasi pertumbuhan kredit investasi didorong oleh peningkatan pertumbuhan pada kredit yang disalurkan ke sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan masing-masing tumbuh dari 6,8% dan 4,4% menjadi 7,3% dan 4,8%.

Adapun, peningkatan kredit konsumsi terutama didorong peningkatan kredit pemilikan rumah (KPR). Pertumbuhan KPR dan KPA tercatat meningkat dari 9,1% (yoy) pada Juli 2017 menjadi 10,4% pada Agustus 2017.

Meskipun demikian, kredit sektor properti justru mengalami perlambatan menjadi 13,5%, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya 13,9%.

BI menyatakan perlambatan tersebut disebabkan oleh sektor konstruksi yang melambat dari 23,4% menjadi 22,1% serta real estate yang melambat dari 12,4% menjadi 8,5%, terutama untuk jenis penggunaan modal kerja.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro