Bisnis.com, LONDON-- Pemerintah mendukung upaya perusahaan-perusahaan BUMN untuk memperkuat kapasitas dan permodalan dengan melakukan pencarian dana melalui beragam instrumen, asalkan dilakukan secara terkendali dari sisi manajemen risiko.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan pihaknya sangat mendukung penguatan BUMN untuk melakukan ekspansi, terutama demi kepentingan negara seperti pembiayaan proyek-proyek infrastruktur.
Dia menuturkan permodalan BUMN tentu tidak selamanya bergantung kepada dana dari pemerintah melalui APBN tiap tahun.
"Karena itu pinjaman utang itu bisa jadi leveraging untuk hal-hal yang produktif. Jangan utang untuk bayar dividen, atau bayar tantiem, nanti kugetok!" katanya di London, Kamis (14/12/2017) waktu setempat.
Selain itu, Menteri Rini mengingatkan pencarian utang juga dilakukan dengan melihat kondisi keuangan perusahaan. "Saya sudah wanti-wanti, debt to equity harus maksimal 3 kali, jangan sampai lebih."
Menurut Rini, selain kegunaan hal produktif, pemerintah mendukung BUMN mencari dana di pasar modal dengan menerbitkan sejumlah instrumen investasi seperti IPO, obligasi, MTN dan produk alternatif lainnya.
Baca Juga
Karena itu, Menteri Rini menyebutkan dirinya sangat bangga dengan upaya manajemen PT Jasa Marga Tbk yang merilis Komodo Bond senilai Rp4 triliun di Bursa Efek London.
Seperti diketahui, obligasi komodo merupakan istilah untuk surat utang berdenominasi Rupiah yang dipasarkan di luar Indonesia.
"Bedanya dengan obligasi global lain, ini yang pertama dan hasilnya bagus, investor tetap melihat Indonesia masih lebih baik dari negara lain," tutur Rini.
Di sisi lain, Rini menepis isu tak sedap mengenai kondisi keuangan BUMN-BUMN Karya yang dinilai tidak kuat saat ini karena beban sebagai investor dan kontraktor untuk proyek-proyek infrastruktur seperti jalan tol, proyek LRT, dan lainnya.
"Itu gak ada masalah!" tegasnya.
Menurutnya, masalah BUMN Karya yang melakukan proyek pembangunan jalan tol, biasanya terkait dengan persoalan pembebasan lahan.
"Tahun depan skema dana talangan masih dilakukan karena kami ingin cepat diselesaikan proyeknya, biar BUMN-nya dapat cash," ujar Rini.