Bisnis.com, JAKARTA – Tingginya penarikan dana deposito, terutama oleh nasabah komersial, jelang akhir tahun membuat PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. berburu dana dari pinjaman bilateral dan pasar modal.
Direktur Keuangan dan Treasuri BTN Iman Nugroho Soeko menyatakan pihaknya telah menghimpun dana Rp400 miliar dalam bentuk pinjaman bilateral pada pekan pertama Desember 2017.
Di luar itu, BBTN masih akan mencari dana pinjaman tambahan sebesar Rp1 triliun dari dua lender yang akan direalisasikan dalam waktu dekat.
"Ada kemungkinan masuk lagi masing-masing Rp500 miliar dari dua lender. Drawdown setelah dokumentasinya selesai, antara akhir minggu ini atau setelah Natal,” katanya kepada Bisnis, Selasa (19/12/2017).
Selain pinjaman, BTN juga merilis Negotiable Certificates of Deposit (NCD) dengan nilai total Rp440 miliar yang didistribusikan secara elektronik pada 13 Desember 2017.
Surat utang bernama NCD Bank BTN Tahap IV tahun 2017 tersebut terbagi atas tiga seri, yakni Seri A bertenor 3 bulan dengan nilai Rp160 miliar; Seri B bertenor 1 tahun dengan jumlah pokok Rp320 miliar; serta Seri C bertenor 2 tahun dengan nilai pokok Rp60 miliar. Adapun tingkat diskonto yang ditawarkan sebesar 5,90%, 6,2% dan 6,6% secara berturut-turut untuk Seri A, B, dan C.
Iman mengatakan, kebutuhan likuiditas pada akhir tahun cukup tinggi lantaran adanya penarikan dana deposito komersial oleh beberapa perusahaan dana pensiun, juga oleh sejumlah perusahaan untuk pembayaran interim dividend, serta penarikan dana oleh beberapa pemerintah daerah menarik dana untuk dibelanjakan.
"Dana DPK masih keluar masuk, tetapi net sampai pekan lalu kira-kira keluar Rp1,5 triliun. Ini ditambal dengan dana DPK dari perusahaan lain, NCD dan pinjaman bilateral," jelasnya.
Diversifikasi pendanaan, baik lewat DPK, penerbitan NCD serta pinjaman bilateral dilakukan BTN untuk menekan biaya dana sekaligus menjaga rasio kredit terhadap pendanaan. Dengan adanya pinjaman bilateral tersebut dan emisi NCD pekan lalu, BBTN dapat menjaga rasio loan to funding ratio (LFR) di level 103%. Adapun, rasio biaya dana atau COF mencapai 5,48%.