Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Trik OJK Pangkas Bunga Kredit Tanpa Gerus Margin Bank

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong industri perbankan untuk memangkas suku bunga pinjaman tanpa perlu khawatir margin tergerus apalagi hingga merugi. Bagaimana strategi yang didorong OJK terhadap perbankan.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio (kanan) didampingi Direktur Chaerudin Berlian (kiri) berbincang dengan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, di Jakarta, Jumat (2/2)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur Utama BEI Tito Sulistio (kanan) didampingi Direktur Chaerudin Berlian (kiri) berbincang dengan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, di Jakarta, Jumat (2/2)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA—Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong industri perbankan untuk memangkas suku bunga pinjaman tanpa perlu khawatir margin tergerus apalagi hingga merugi. Bagaimana strategi yang didorong OJK terhadap perbankan.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, bila penurunan bunga pinjaman diiringi dengan penurunan bunga deposito, maka margin bersih bank tidak akan tergerus. Hal itu, agar perbankan lebih kompetitif dalam memberikan bunga pinjaman.

“Kalau bunga turun, bukan berarti bank rugi. Kalau suku bunga turun dan deposito juga, maka marginnya akan tetap,” ungkapnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jumat (2/2/2018).

Wimboh menegaskan strategi tersebut perlu terus didorong agar perbankan juga lebih aktif dalam menambah nasabah.

Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia, nilai kredit kepada pihak ketiga yang disalurkan oleh kegiatan usaha bank umum per November 2017 senilai Rp4.645 triliun, atau naik Rp232 triliun dari akhir 2016.

Di sisi lain, dana pihak ketiga (DPK) yang dimiliki oleh kegiatan usaha bank umum senilai Rp5.199 triliun per November 2017, naik Rp363 triliun selama 11 bulan, dari posisi akhir 2016 senilai Rp4.836 triliun. 

Hingga November 2017, nilai pendapatan bunga bersih yang dicatatkan oleh kegiatan usaha bank umum mencapai Rp325,94 triliun. Sementara itu,  laba bersih yang cetak mencapai Rp121,25 triliun per November 2017.

Adapun rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan berada pada level 23,2% dan rasio likuiditas (AL/DPK) pada level 22,3% pada November 2017.

Sementara itu, sejalan dengan upaya penguatan manajemen risiko kredit perbankan, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross dan net masing-masing pada level 2,89% dan 1,25%, lebih rendah dibandingkan Oktober 2017 yaitu sebesar 2,96% (gross) atau 1,29% (net).

Bank Indonesia menilai transmisi pelonggaran kebijakan moneter melalui jalur suku bunga terus berlangsung, tercermin dari berlanjutnya penurunan suku bunga deposito dan suku bunga kredit, meski belum dalam besaran yang diharapkan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper