Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NPL Membaik, BNI Pangkas Beban CKPN

Coverage rasio kredit bermasalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mengalami kenaikan kendati alokasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit bermasalah semakin berkurang.
Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk. Herry Sidharta (kanan) menyampaikan paparan kinerja Q3 tahun 2017, di Jakarta, Kamis (12/10)./JIBI-Abdullah Azzam
Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk. Herry Sidharta (kanan) menyampaikan paparan kinerja Q3 tahun 2017, di Jakarta, Kamis (12/10)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Coverage rasio kredit bermasalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mengalami kenaikan kendati alokasi cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) kredit bermasalah semakin berkurang.

Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Herry Sidharta menyampaikan coverage ratio BNI naik dari 146% pada 2016 menjadi 148% pada akhir 2017 lalu.

Hal tersebut didukung dengan perbaikan kualitas aset kredit BNI selama 2017 yang tampak dari penurunan rasio NPL 2,9% pada akhir 2016 menjadi 2,3% pada 2017.

“Membaiknya kualitas kredit membuat beban CKPN BNI ditahun 2017 turun 13,6% dibanding periode tahun sebelumnya,” tuturnya kepada Bisnis, Selasa (6/2/2018) malam.

Dalam paparan kinerjanya, BNI melakukan restrukturisasi terhadap sekitar Rp30,43 triliun kredit bermasalah atau sebesar 6,9% dari total kredit tahun. Nilai itu lebih kecil dibandingkan total restrukturisasi pada 2016 sebesar Rp31,43 triliun.

Tiga debitur dengan restrukturisasi terbesar berasal dari sektor industri pertanian Rp1,6 triliun, industri kemasan plastik Rp1,5 triliun dan pertambangan Rp1,2 triliun.

Persentase pemulihan kredit restrukturisasi tersebut hanya 57,6%. Dengan kata lain, hanya 57,6% dari Rp30,43 kredit hasil restrukturisasi yang menjadi lancar atau kolektabilitas I.

Sisanya sebanyak 13,8% masih masuk dalam kategori NPL, dan sebanyak 28,5% masuk dalam kategori special mention atau kolektabilitas II.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper