Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Taspen Tingkatkan Investasi ke RDPT

PT Taspen (Persero) memangkas investasi dana kelolaan pada deposito.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Suprajarto (kiri),  menyerahkan cendera mata kepada Direktur Utama PT Taspen Iqbal Latanro seusai menandatangani naskah kerja sama tentang Digitalisasi Pelayanan Pembayaran Pensiun yang, di Jakarta, Selasa (27/3/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Suprajarto (kiri), menyerahkan cendera mata kepada Direktur Utama PT Taspen Iqbal Latanro seusai menandatangani naskah kerja sama tentang Digitalisasi Pelayanan Pembayaran Pensiun yang, di Jakarta, Selasa (27/3/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Bisnis.com, JAKARTA - PT Taspen (Persero) memangkas investasi dana kelolaan pada deposito. Direktur Utama Taspen Iqbal Latanro mengatakan sebagai gantinya, perseroan meningkatkan investasi pada instrumen reksa dana penyertaan terbatas (RDPT).  
 
"Tahun ini tentu kami lebih banyak instrumen pasar modal dengan RDPT. Kami lihat cukup banyak berkembang, mudah-mudahan itu jadi backbone kami," kata Iqbal di Jakarta, Selasa (27/3/2018). 
 
Iqbal menjelaskan, tahun lalu dana kelolaan yang diinvestasikan ke RDPT dan saham jumlahnya mencapai 10%, tahun ini akan ditingkatkan menjadi 15%.
 
Ia juga menjelaskan, alasan pihaknya mengalihkan investasi ke RDPT karena bunga deposito yang semakin kurang kompetitif. Dibandingkan dengan RDPT dan obligasi, nilai imbal baliknya dinilai akan lebih besar. 
 
"Bunga deposito kan 6%, itu sudah menyesakkan Taspen. Sedangkan RDPT bisa 9% sampai 10%, itu kan baik. Beberapa obligasi masih mendekati 10%. Jadi memang logikanya lebih baik," kata dia. 
 
Sementara itu, surat utang negara (SUN) masih mendominasi portofolio investasi Taspen dengan persentase antara 60% hingga 70%. Selebihnya, selain ke RDPT, dana kelolaan dialirkan ke obligasi dan investasi langsung. 
 
Tahun lalu diketahui, perusahaan pelat merah mencatatkan hasil investasi sebesar Rp16,81 triliun, tumbuh 11% dibandingkan 2016 sebesar Rp15,21 triliun.  
 
Sementara total aset hingga akhir 2017 tercatat sebesar Rp230,38 triliun atau tumbuh 16% dibanding 2016. Pertumbuhan aset salah satunya ditopang oleh investasi sebesar 25%.
 
Angka tersebut merupakan akumulasi dari pertumbuhan aset investasi pada instrumen sukuk dan kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA) sebesar 19%, deposito tumbuh 54%, serta reksadana, saham dan lain-lain tumbuh 18%. 
 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper