Bisnis.com, JAKARTA – Laba Citibank N.A. Indonesia membukukan total laba bersih sekitar Rp584 miliar, tepatnya Rp583,63 miliar sepanjang kuartal I/2018.
Realisasi laba tersebut mengalami penurunan 14,8% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah Rp685,57 miliar,
Chief Executive Officer Citibank N.A, Indonesia Batara Sianturi menyatakan penurunan laba bersih tersebut akibat biaya kredit pada kuartal awal 2017 lebih rendah dibandingkan dengan awal tahun 2018.
“Laba bersih tahun ini sedikit lebih turun karena impact di lini biaya kredit. Jadi tahun lalu ada pembalikan biaya cadangan kerugian yang dibukukan pada segmen commercial banking. Ini membuat cost of credit rendah sekali dibandingkan dengan sekarang yang merupakan business as usual level plus ada loan growth 11%,” katanya di Jakarta, Senin (7/5/2018).
Dia menerangkan, pada sisi pendapatan operasional perseroan pada dasarnya mengalami kenaikan 3%. Adapun, di sisi biaya cenderung stagnan. Hanya saja, di sisi biaya kredit mengalami perubahan akibat adanya pembalikan pencadangan.
Di sisi lain, pada kuartal awal 2018, perseroan juga meningkatkan pencadangan kerugian kredit sejalan dengan kinerja penyaluran kredit yang tumbuh 11% secara tahunan. “Kami melihat untuk top line, di sisi revenue dan biaya sebenarnya performanya cukup baik,” jelasnya.
Dalam laporan keuangan publikasi perseroan disebutkan bahwa total jumlah pendapatan bunga bersih turun tipis dari Rp1,12 triliun pada kuartal I/2017 menjadi Rp1,05 triliun pada akhir Maret 2018.
Adapun, pendapatan berbasis komisi naik tipis dari Rp520,79 miliar menjadi Rp554,76 miliar. Sejalan dengan itu, beban kerugian fee turun tipis dari Rp15,78 miliar menjadi Rp15,07 miliar.
Sementara itu, jumlah beban cadangan penurunan nilai aset keuangan (impairment) kredit mengalami kenaikan sebesar 304% dari Rp51,33 miliar menjadi Rp207,84 miliar. Citibank juga mencadangkan kerugian penurunan nilai aset surat berharga sebesar Rp4,41 miliar yang pada kuartal I/2018 tidak ada.
Batara yakin kinerja sampai akhir tahun masih akan membaik didorong optimalisasi fungsi intermediasi. Dalam rencana bisnis bank (RBB) sampai akhir tahun, perseroan menargetkan kinerja secara umum dapat tumbuh di kisaran 8%-11%, baik untu kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan laba.